KUNINGAN (MASS)- Setiap pengenalan kampus bagi mahasiswa baru, Uniku selalu ada nuansa dan gagasan baru. Bila tahun lalu, ada Reading Marathon (Readathon) atau membaca maraton selama 42 menit. Nah, pada 2018 ini, selain mengubah Opspek menjadi PKKMB (Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru), juga mengusung tema “Ecobrik”.
PKKMB sendiri akan digelar pada 12-15 September 2018 dan akan diikuti oleh sekitar 1.300 calon mahasiswa baru. Setiap tahun jumlah mahasiswa tidak kurang dari angkat 1.000. Ini menadakan Uniku sudah diakui berkualitas.
Salah seorang Panitia Dadang Suhendar mengatakan, perubahan nama ini berimplikasi pada substansi kegiatan serta filosofinya. PKKMB menjadi wahana mempersiapkan calon-calon mahasiswa pada masa transisi agar lebih mengenal dan memahami aktifitas dan kehidupan mahasiswa di kampus.
“PKKMB tidak menolerir praktik perpeloncoan dan perlakuan tidak seharusnya dari kakak tingkatnya. Semua kegiatan dilakukan dengan menekankan aspek-aspek edukatif, kekeluargaan, saling asih-asah dan asuh menuju pengembangan nalar-emosional yang positif, ” jelas Dadang Suhendar yang juga Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi UNIKU.
Terpisah, Wakil Rektor III Ilham Adhya, MSi. mengungkapkan, sebagai wujud kepedulian civitas akademika Uniku, Ecobrik dijadikan tema sentral pada PKKMB 2018. Prinsip dasarnya adalah mengubah sampah plastik menjadi material ramah lingkungan.
“Ikhtiar ini menjadi solusi jitu dalam mengurangi volume sampah plastik yang semakin hari kian memprihatinkan. Bata misalnya, sebagai material dasar membangun rumah bisa disubstitusi dengan memanfaatkan sampah plastik. Caranya, mendaur ulang plastik menjadi bata dengan karya seni tinggi,” terang Ilham.
Mantan Dekan Fakultas Kehutanan ini menambahkan, Ecobrick adalah bata yang ramah lingkungan. Ecobrick dibuat dengan cara memasukkan plastik-plastik bekas ke dalam botol bekas hingga padat.
Sementara itu Rektor Uniku,Dr H Dikdik Harjadi, MSi mengungkapkan, masa orientasi kampus yang diisi dengan kegiatan “Ecobrik” yang menanamkan kepedulian pada lingkungan hidup kepada para calon mahasiswa baru memberi nuansa tersendiri dalam PKKBM tahun ini.
“Ecobrik, satu cara Uniku mengajak mahasiswa baru, civitas akademika dan segenap masyarakat agar lebih peduli pada kondisi lingkungan hidup kita. Terutama sampah plastik yang sulit terurai. Dengan “ecobrik” ini, sampah plastik bisa menjadi material yang bermanfaat bagi bahan dasar rumah,” tutur Dikdik.
Dikdik menjelaskan pihaknya selalu mendorong pembaharuan-pembaharuan dalam pengelolaan perguruan tinggi termasuk dalam even masa orientasi mahasiswa baru. PKKBM menjadi sarana penyemaian nilai-nilai dan gagasan-gagasan inovatif.
“Perguruan tinggi harus mampu menjadi agen transformasi sosial. Secara mikro, kita harus berkontribusi merubah mindset masyarakat bahwa sampah tidak perlu dibuang, tetapi diolah kembali menjadi barang yang berguna dan bernilai ekonomis,” tandanya. (agus)
