KUNINGAN (MASS) – Melihat keterangan yang dipaparkan oleh detiknews (11 desember 2018) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar acara rapat koordinasi nasional (rekornas) dan penandatanganan komitmen implementasi pendidikan anti korupsi. KPK berharap karakter berintegritas ditanamkan ke anak-anak.
Sebagai pendidik kita harus membangun karakter anak-anak agar berintegritas dari awal, dari nol supaya mereka berintegritas dan dapat mengetahui hal yang baik dan tidak baik. Setiap tahun kita harus membuat karakter dengan berbagai cara agar tercapainya membangun anak yang berintegritas. Nantinya, akan ada pendatangan komitmen implementasi pendidikan antikorupsi oleh Ketua KPK, Kemendagri, Kemenristek Dikti, Kemendikbud dan Kemenag.
Kita berharap dalam penandatanganan integritas itu dapat membuat anak-anak Indonesia berintegritas, memiliki kejujuran yang tidak mudah disogok. KPK memiliki 9 poin dalam membentuk kepribadian seseorang. Kita berharap hal itu juga bisa diterapkan dalam pendidikan anak-anak guna mewujudkan pendidikan antikorupsi. Dan sangat diharapkan bagi seorang guru bisa menanamkan sifat integritas dari mulai awal hingga anak dapat memahami tentang kejujuran. Di sebutkan bahwa mulai dari jujur, peduli, mandiri, tanggung jawab, sederhana, adil, berani, disiplin dan kerja keras itu adalah 9 nilai KPK. “Jujur, mandiri, berani, tanggung jawab, sederhana, adil, 9 nilai di KPK nanti dapat kita ajarkan mulai dari SD sampai pension.
Sebagai guru kita harus membentuk anak-anak yang berintegritas dan harus diajarkan agar bisa bersaing dengan orang-orang di Indonesia kita. Dan tidak dari negara Indonesia saja, tetapi bisa dari negara lain di masa depan. Dan sekolah sangat penting dalam menentukan karakter anak bangsa.
Umpamanya karakter kita dilakukan dalam awal bangsa ini terbentuk di situ bicara hak dan kewajiban terhadap lingkungannya. Kita tidak mau mata pelajaran ini, suatu saat kita sudah pension semua, kita harus menjadikan bangsa kita sebagai bangsa yang berintegritas, yang dapat menjadikan anak yang bertanggung jawab, sekali lagi kita buat integritasnya yang benar.
Selain itu, dapat menyebutkan guru-guru di sekolah harus membuat anak-anaknya memiliki sifat-sifat yang baik, berprilaku yang baik, dapat menolong orang lain, dan tidak menjadikan sesuatu yang tidak baik menjadi alasan anak untuk tidak berbuat jujur. Tujuannya agar generasi mendatang, anak-anak yang ditanamkan pedidikan mulai dari saat ini menjadi orang yang dapat mempermudah dalam hal anak-anak akan tumbuh dewasa dan berguna. Dan itulah kurikulum yang harus diciptakan, orang yang ramah, sopan, sangat rendah hati, menolong orang lain, penyayang, itulan sifat ilahi. Kita bukan menciptakan orang setengah dewa lagi, tapi kita ingin menciptakan orang sebagai suatu yang dapat dibanggakan, untuk diri kita maupun untuk orang lain. Guru dapat menciptakan manusia yang mempunyai integritas yang tinggi, Kalau tidak dilakukan maka kita tidak mampu bersaing dengan negara- negara berkembang lainya yang memiliki integritas yang jauh lebih baik dan lebih tinggi. Maka dari itu guru akan membentuk anak- anak yang nantinya dapat berguana bagi bangsa dan negara.
Menurut Endro (2017) Integritas umumnya dihubungkan dengan suatu keutamaan/kebijakan atau karakter yang baik. Pengembangannya sering kali dikaitkan dengan upaya pencegahan korupsi, sehingga salah satu indicator yang paling sering disebutkan sebagai representasi sifat orang yang berintegrasi adalah kejujuran. Jadi pada dasarnya guru harus menanamkan sifat yang baik terhadap anak didik kita, agar siswa terbiasa dan akan menjadi pondasi awal yang sangat kuat untuk masa depannya, karena semua berawal dari permulaan yang baik sehingga dapat menjadikan anak yang berintegritas. Seorang guru dapat menanamkan sikap kejujuran terhadap anak agar anak dapat memulai dari sebuaah kejujuran, dan dapat menolong orang lain. Kita akan membentuk karakter sesuai dengan kebutuhan yang ada pada diri anak.
Guru dapat mendorong siswa untuk melakukan upaya partisipasi terbaik dalam mewujudkan kehidupan yang baik sehingga siswa dapat terjun langsung dalam pembelajaaran integritas dan sebagai antisipasi penyalahan integritas di masa depan. Terkait dengan pentingnya partisipasi siswa maka dari itu guru harus membiasakan daya hidup yang baik supaya siswa dapat terbiasa hidup sehari- hari dengan berintegritas di sekolah maupun di rumah.***
Penulis: Setiasari
Mahasiswi PGSD Uniku