KUNINGAN (Mass) – Kerjasama internasional yang dirintis kepemimpinan STIKKU sebelumnya, ditindaklanjuti. Pada 2017 ini perguruan tinggi yang berlokasi di Jalan baru Bayuning Kadugede tersebut menandatangani MoU kerjasama internasioanl dengan 4 negara sekaligus.
Keempat Negara tersebut yaitu Hungaria, Kroasia, Tiongkok dan Finlandia. Sedikitnya 10 univeritas yang menjalin kerjasama dalam waktu bersamaan. Tujuh diantaranya universitas di Hungaria dan Krosia, selebihnya universitas di Tiongkok.
Kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi di Eropa Timur itu difasilitasi oleh pengurus pusat Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) yang langsung dipimpin oleh Dr Budi Djatmiko MM. Sementara delegasi dari STIKKU dipimpin oleh Prof Dr Hj Dewi Laelatul Badriah MKes AIFO yang juga merupakan Ketua Yayasan Pendidikan Bhakti Husada Kuningan.
“STIKKU merupakan perguruan tinggi kesehatan satu-satunya dari Indonesia yang mengikuti kegiatan tersebut. Fokus kerjasama ditujukan pada kesiapan pemerintah Hungaria dan Kroasia menyediakan beasiswa (scholarship) bagi para lulusan dan dosen untuk mengikuti program master dan doktoralnya di kedua negara tersebut,” ujar Prof Dewi.
Seperti diketahui bahwa beberapa perguruan tinggi di Hungaria dan Kroasia ini termasuk perguruan tinggi tertua di dunia. Usianya sudah mencapai 200 tahunan. Sehingga telah banyak melahirkan peraih hadiah nobel di berbagai bidang.
Selama di Hungaria dan Kroasia, delegasi Indonesia difasilitasi oleh Duta Besar Indonesia untuk kedua negara tersebut. Kunjungan ke Eropa Timur ini dilaksanakan kurang lebih 10 hari mulai 14 sampai 23 Mei mendatang. Setelah dari Budapest dan Zagreb Kroasia, kunjungan akan dilanjutkan ke Venice dan Milan Italia.
Sementara itu pada waktu yang hampir bersamaan Ketua STIKKU Abdal Rohim SKp MH didampingi Hj Oom Rohmah SSos dan Hj Laili Inayati SPsi MPsi pun berangkat ke Tiongkok (China) bersama rombongan dari Kopertis Wilayah IV. Selain studi banding, mereka sekaligus melakukan penandatanganan MoU dengan beberapa universitas di Tiongkok.
Fokus MoUnya diarahkan pada peningkatan kerjasama pertukaran mahasiswa dan dosen serta kerjasama riset di bidang kedokteran/keperawatan komplementer.
“Dengan demikian sampai dengan tahun 2017 ini STIKKU telah menandatangani kerjasama internasional dengan beberapa perguruan tinggi dari Thailand, Jepang, Taiwan, Hongkong, Australia, Hungaria, Kroasia, dan China (Tiongkok),” sebut Abdal Rohim.
Atas dasar tersebut maka mulai 2017 ini dalam upaya mengoptimalkan pelaksanaan berbagai kerjasama, secara kelembagaan STIKKU telah membentuk lembaga baru yang dinamakan International Cooperation Affairs. Lembaga tersebut, kata Abdal, diketuai oleh Fitri Kurnia Rahim SKM MPHM yang juga merupakan lulusan dari Mahidol University, Thailand.
“Dalam waktu dekat malah STIKKU akan bekerja sama dengan satu universitas di Finlandia sebuah negara kecil yang merupakan negara dengan praktik terbaik dalam penyelenggaraan pendidikan di dunia, terutama dalam menggagas berbagai game untuk proses pembelajaran,” ungkapnya.
Beberapa waktu yang lalu juga STIKKU mendapat kehormatan mendapatkan peluang kerjasama pendidikan Bahasa Jepang dari salah satu korporasi multinasional dari Jepang langsung. Sehingga bagi mahasiswa yang berminat bekerja di Jepang akan diberikan pelatihan bahasa Jepang secara gratis selama 12 bulan bertempat di STIKKU sendiri dengan para instruktur yang didatangkan langsung dari Jepang dan Indonesia sendiri.
“Khusus untuk program ini, pihak Jepang mempercayakan kepada pak Asep Sufyan Ramadhy sebagai penanggung jawabnya yang juga merupakan Ketua STIKKU periode 2009-2017,” pungkas Abdal. (deden)