KUNINGAN (Mass)- Upaya memerangi narkoba terus dilakukan oleh BNNK Kuningan. Mereka menggandeng berbagai pihak agar informasi mengenai narkoba bisa sampai ke masyarakat.
Seperti yang dilakukan dengan RRI Cirebon Rabu (19/4/21017). BNNK menginformasikan P4GN (Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaandan Peredaran Gelap Narkoba) di ruang Pro 1 gedung RRI Cirebon.
Apa yang dilakukan BNNK ini karena prihatin dengan keadaan darurat narkoba di Indonesia khususnya wilayah ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan). Acara yang bertajuk strategi pencegahan dan pemberdayaan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba ini menghadirkan narasumber Edi Heryadi, M.Si selaku kepala Bnnk Kuningan.
Selain Edi juga ada Agus Mulya Kasi Pencegahan dan pemberdayaan masyarakat. Tampak hdair juga penyuluh Novy Khusnul Khotimah.
Menurut Edi, penyalahgunaan narkoba di Indonesia sudah tinggi. Di Jawa Barat pun sudah mencapai prevalensi 2,42% dari 45 juta penduduk. Sehinga perlu penanganan yang segera terutama partisipasi dari berbagai elemen masyarakat, mulai dari pemerintahan, pendidikan, swasta, dan masyarakat secara umum.
Dari acara yg berlangsung sejak pukul 09.00 sampai dengan 10.00 WIB itu menarik pendenagar, sehingga terajadi dialog interaktif. Mayoritas pendengar merasa ketakukan ketika ingin melakukan rehabilitasi. Pasalnya, mereka akut ditangkap polisi.
Mendapat pertannyaa menarik serpti itu, Edi menjelaskan penyalahguna yang lapor secara suka rela tidak dipenjara. Berbeda jika tidak melaporkan diri malah bisa dipenjara, karena dalam undang- undang sudah diatur.
Sebelum acara berakhir Edi menyampaikan 6 pesan dari Presiden Joko Widodo antara lain pertama, Semua kementerian lembaga menghilangkan ego sektoral, semua keroyok rame-rame. Kedua, presiden tidak pernah lupa mengingatkan untuk menyatakan perang terhadap narkoba. Penanganan hukum harus lebih keras lagi, lebih tegas lagi pada jaringan-jaringan yang terlibat.
Ketiga, tutup semua celah penyelundupan narkoba. Tutup celah semua penyelundupan yang berkaitan dengan narkoba di pintu-pintu masuk, baik dipelabuhan maupun di bandara, juga di pelabuhan-pelabuhan kecil kita. Keempat, Presiden meminta agar kampanye kreatif bahaya narkoba terus digaungkan terutama untuk kalangan muda.
Kelima, pengawasan di lembaga pemasyarakatan (lapas) lebih diperketat dan Keenam, yaitu program rehabilitasi harus berjalan efektif sehingga rantai penyalahgunaan narkoba dapat benar-benar terputus.(agus)