KUNINGAN (MASS) – Beberapa hari belakangan, Desa Subang Kecamatan Subang baru saja mendapatkan penghargaan. Desa Subang oleh Pemda Kuningan melalui Bapenda dianggap berhasil mengumpulkan “kewajiban” masyarakat berupa pajak bumi dan bangunan (PBB).
Pajak sebagai kewajiban masyarakat tentu memiliki implikasi berupa hak masyarakat akan kemanfaatan dari pajak itu sendiri.
Sebagaimana salah satu semboyan tentang pajak yakni, dari, oleh dan untuk Rakyat. Artinya, semakin taat rakyat membayar pajak, semakin besar pula manfaat yang haru dirasakannya dari pajak. Lalu apakah Desa Subang sebagai desa penyandang predikat 100% penerimaan terbesar pajak skala desa, sudah merasakan 100% kemanfaatannya?
Salah satu mahasiswa asal Subang, Rival Fadhilah jug mengeluhkan ketidakseimbangan pembayaran pajak dengan kemanfaatan yang diterimanya di Desa Subang. Dirinya juga memperkuat hal tersebut dengan membandingkan dengan kecamatan lain yang pajaknya menunggak besar, tapi akses yang diterimanya lebih baik.
“Teu adil dong, secara kan kecamatan subang tuh pajak lunas,” ujar Rival dengan nada kecewa, Rabu (25/12/2019).
Dirinya selaku penduduk kecamatan yang berada di perbatasan mengaku keberatan. Menurutnya, pembangunan akses dan fasilitas merupakan hak setiap kecamatan di Kabupaten Kuningan.
“Kita paham pihak kabupaten ingin memajukan kecamatan yang deket dari pusat kota agar Kuningan terlihat maju, tapi selaku warga perbatasan pasti kita rada keberatan lah, hayu bae bangun nu baru nu deket kota, ai nu geus aya nu di palemburan teu karawat,” ujarnya dengan kecewa.
Dirinya mencontohkan akses jalan Kabupaten yang menghubungkan Desa Subang ke Desa Situgede, serta akses jalan dari pusat Kecamatan Subang ke Kecamatan Cilebak.
“Gak nyaman juga si, komo di jalan yang deket jurang tuh, udah mah jalanna goreng deket jurang, teu aya pembatas lagi,” paparnya.
Warga lainnya, Nurdiansyah juga mengaku belum merasakan pelayanan 100%. Tapi dirinya mengakui ada sedikit timbal balik dari pajak 100% masyarakat.
“Di daerah urang (Dusun Tarikolot Desa Subang, red) mah dari segi infrastruktur alhamdulillah, jalan sudah bagus bahkan sampai ke gang. Tapi kita lihat daerah-daerah lain, masih ada jalan yang belum diperbaiki seperti jalan ke Dusun Cirahayu dan ke Desa Gunung Aci,” jelasnya.
Selain soal pemerataan penggunaan pajak di bidang infrastruktur, dirinya juga menyebut beberapa program kadang dirasa tebang pilih. Meski begitu, soal Desa Subang yang mendapat predikat 100% lunas dengan angka tertinggi dirinya ikut bangga. Dengan demikian, warga Subang adalah warga negara yang taat pajak dan peduli pembangunan.
Warga Subang lainya, Fahmi juga mengaku ikut bangga desanya bisa mendapat predikat desa taat pajak. Dirinya menyebut, jarak yang jauh antara desa dan pusat kabupten tidak menghalangi Subang berprestasi.
“Sangat bangga saya sebagai orang subang yang notabenenya lokasinya jauh. Ini merupakan hasil kerja keras dari pemdes subang dan kesadaran masyarakatnya. Semoga desa yang lain dapat termotivasi atas raihan prestasi taat pajak di Desa Subang,” akunya dengan bangga. (eki)