KUNINGAN (MASS) – Kemal siswa kelas VIII MTsN Cibingbin yang merupakan Warga Dusun 1 Desa Tarikolot Kecamatan Cibeureum meninggal dunia setelah terbawa hanyut pada Senin (6/4/2020) siang sekitar jam 14.00 WIB.
Ia kala itu bersama temannya yang berjumlah tiga orang tengah ngoyok atau bermain air di sungai Cikaro.
Entah apa yang ada dipikiran mereka pada saat itu melakukan ngoyok di sungai. Padahal kondisi air ketika itu deras pasca hujan sejak jam 12 siang.
Ketika itu mereka berempat berdiri di sasak atau jembatan, tanpa pikir panjang langsung loncat ke air yang deras.
Nahas, bagi kemal. Putra tunggal pasangan Uun dan Kacam ini tidak bisa berenang. Sedangkan tiga temannya yakni Arul, Nanda dan Fani bisa berenang.
Melihat Kemal tidak berenang tiga temannya mencoba menolong. Salah satunya berhasil meraih tangan Kemal.
Tapi, temannya itu tidak bisa menyelamatkan karena pada saat itu yang menjadi tumpuan pegangan adalah bambu.
Ia mencoba mempertahankan. Namun bambu itu terlalu tajam dan membuatnya teluka.
Pada kondisi saat itu temannya terpaksa melepas Kemal. Belakangan teman kemal itu harus dijahit 4 cm karena terluka tergores bambu.
Karena merasa tangggungjawab, Arul, Nanda dan Fani tetap mengejar Kemal. Namun, mereka tidak bisa mengejar karena deras arus sungai.
Setelah itu melapor ke warga dan semua mencari Kemil bersama Karang Taruna, Pemuda Pancasila, Babinsa Serda Ei Tarjoni Koramil Cibingbin.
Mayat Kemal ditemukan di tengah sungai di Desa Bantar Panjang Kecamatan Cibingbin. Jarak TKP ke lokasi mayat sangat jauh karena melintasi empat desa.
Pada saat ditemukan korban yang hanya menggunakan celana pendek hitam pada jam 17.30 WIB.
“Pada saat ditemukan di bagian kepala banyak luka lebam karena mungkin terjadi benturan dengan batu atau benda lainnya. Korban sendiri tidak bisa renang. Saya pada saat kejadian ada di Posko Covid dan sempat melarang untuk tidak bermain di jembatan,” jelas Panji Sukmana salah satu warga yang ikut mencari dan menemukan korban.
Panji yang masih ada hubungan kerabat dengan korban mengaku, biasanya tidak ada yang suka bermain ngoyok terlebih pada saat kondisi seperti ini.
Kalau melihat korban hanya menggunakan celana pendek kemungkinan mereka merencanakan hal ini.
“Begitu mayat ditemukan langsung dibawa pulang. Lalu dimandikan dan langsung kebumikan di TPU desa,” sebut Panji.
Terpisah, Sukaesih yang juga ibu dari Panji mengaku, korban melakukan ngoyok usai membantu ibunya panen di sawah. Pada saat itu Kemal bertemu dengan temannya dan terjadilah peristiwa nahas itu.
“Masih kerabat saya. Begitu mengetahui bahwa yang menjadi korban adalah kemal saya ikut kaget,” ujar pengusaha tape ini. (agus)