KUNINGAN (MASS)- Nursidik yang merupakan mahasiswadari Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) kembali menorehkan prestasi cemerlang dan membanggakan dalam ajang “Duta Bahasa Provinsi Jawa Barat 2018”. Ia menyabet predikat Juara pertama dalam ajang yang di gelar oleh Balai Bahasa Jawa Barat tersebut.
Nursidik menjadi juara setelah mengikuti proses panjang dan rumit. Terdapat empat fase yang harus diikutinya untuk sampai di urutan pertama. Di babak awal, terdapat sekitar 500 lebih pendaftar dari seluruh penjuru Jawa Barat yang mengikuti ajang ini.
Lalu, Di babak ini, mereka di uji untuk membuat essai dalam tema yg telah di tentukan. Di babak kedua terdapat 100 orang yang lolos hasil dari penyaringan di babak pertama. Babak ini semakin rumit, karena seluruh peserta akan di uji untuk membuat essai tiga bahasa yakni bahasa Indonesia, bahasa daerah serta bahasa internasional.
Selain itu, mereka juga harus mengikuti Uji kemahiran berbahasa Indonesia (UKBI), uji kemahiran berbahasa asing (UKBA), serta wawancara dalam tiga bahasa berbeda semua ini harus di lewati dalam kurun waktu 1 hari saja.
Lajang yang sempat menjadi jajaka panilih tingkat Jabar itu, menyebutkan, setelah lolos di babak tersebut, para peserta kembali harus mengikuti babak ketiga, dimana di babak ini akan dipilih 30 terbaik yang akan mengikuti ke babak selanjutnya yaitu proses karantina.
“Dalam babak ini, saya harus mengikuti berbagai pembekalan seperti wicara publik (Publik Speaking) dalam bahasa Sunda, Asing dan Indonesia dan penulisan Krida (Karya ilmiah). Pada babak ini, juga peserta diharuskan membuat dan mengumpulkan ide mereka dalam bentuk krida baik itu berupa penelitian atau kegiatan kebahasaan yang akan dilakukan jika terpilih menjadi juara,” tuturnya kepada kuninganmass.com, Rabu (11/7/2018).
Dijelaskannya, dari seluruh rangkaian yang rumit dan panjang tersebut, akhirnya ditutup dengan babak grand final yang digelar di Hotel Grand Preanger Bandung.
Pada babak final, ke 30 peserta kembali diuji, mereka harus mempresentasikan krida yang telah di buat dihadapan dewan juri serta harus menjawab pertanyaan dengan tiga bahasa yang berbeda, yakni bahasa Indonesia, daerah dan asing.
Diakhir babak atau di babak Grand Final, akhirnya “Nursidik” dinobatkan sebagai “Juara 1 Duta Bahasa Jawa Barat 2018” karena dalam ajang tersebut setelah mengumpulkan nilai tertinggi dalam ajang yang rangkaiannya mencapai waktu hampir satu bulan penuh tersebut.
Ia berpasangan dengan Aghata asal Kabupaten Bogor yang merupakan mahasiswi dari Universitas Katolik Parahyangan Bandung.
“Alhamdulillah, jadi juara . Ajang ini merupakan ajang tersulit yang pernah saya ikuti karena pesertanya betul-betul orang pilihan. Bahkan terdapat 18 bahasa asing yg dikuasai oleh peserta yang di dominasi dari Universitas raksasa seperti ITB, UI, UNPAD, UNPAR, Tekom University, Widyatama, UIN Bandung, Wiralodra, Ibnu Khaldun serta UPI dengan peserta terbanyak,” tambahnya.
Uniku pernah mendapat gelar yang sama pada lima tahun yang lalu. Sosok yang pernah mendapatkan ajang yang sama tersebut adalah Ageng Sutrisno. Namun, setelah itu tak pernah terdengar kembali gelar itu diraih oleh mahasiswa dan mahasiswi Uniku, hingga akhirnya Nursidik membawanya kembali pulang pada tahun ini.
Setelah di daulat menjadi ikon bahasa di tanah Pasundan, selanjutnya Sidik dan Agatha akan digodok untuk mengikuti persiapan di Balai bahasa Jawa Barat untuk mengikuti ajang yang sama ke tingkat nasional dengan mewakili Provinsi Jawa Barat. (agus)