KUNINGAN (MASS) – Sangatlah menarik dan mampu menggelorakan kembali jiwa kepemudaan Saya saat terus memantau perkembangan rencana paket revitalisasi Syiarul Islam, Tamkot dan sekitaran area Gelanggang Pemuda. Terlebih, beberapa waktu belakangan ini banyak menjadi sorotan dari mahasiswa – mahasiswa sebagai kepedulian terhadap terhadap pemuda & pedagang kaki lima.
Namun, ada juga yang beracting sebagai kepedulian terhadap penguasa dengan menyetujuinya melalui gagasan bias dan asal saja. Mari kita bahas dalam tatanan cendikiawan muda dengan ide dan gagasan.
Dalam kontruksi berbalas pendapat atau debat, sebenarnya ada istilah rebutal atau ketidak setujuan seseorang terhadap argumen lawan melalui analisa dalam, menyeluruh dan kritis yang dielaborasikan bersamaan dengan data atau fakta. Dalam berita yang diunggah diberbagai media online ada 4 hal yang Sahabat Fauzan sampaikan dalam menyikapi rencana pemerintah.
Pertama, dalam kutipan langsung tertulis “Kendati demikian setelah Saya simak ihwal tersebut, memang sudah selayaknyalah proses menuju perubahan sosial yang berkemajuan. Namun dalam perdebatan pro dan kontra tersebut, saya belum menemukan benang merah ataupun langkah solusi apa yang harus diberikan kepada Pemerintah Kabupaten Kuningan”.
Dari pernyataan ini kita bisa analisa bahwa apa yang disampaikan adalah tentang perubahan sosial yang berkemajuan, tapi berkemajuan seperti apa ? tak ada penjelasan lebih. Apalagi Ia masih merasa bingung menemukan benang merah dan solusi terhadap rencana revitalisasi tamkot tersebut.
Saran saya kalo masih bingung lebih baik baca dulu berita – berita sebelumnya, banyak poin – poin yang disampaikan, dan semuanya itu tentang solusi bukan fiksi. Bisa baca saja dulu lah artikel Dinda Putri Jianti sebelumnya yang terbit di portal Kuninganmass, di sana tersedia lengkap solusi yang harus dilakukan pemerintah, jalin komunikasi yang baik, peduli terhadap pedagang kaki lima, perhatian terhadap pemuda dan prioritaskan hal prinsip.
Kalo masih bingung cukup diam, karena diam itu emas. Ups saya lupa, emas mudah didapat jika kita bersama penguasa.
Kedua, ada bahasan berkenaan pentingnya RTH. Lalu, sebenarnya siapa yang tidak peduli terhadap RTH ? yang lambat terhadap RTH ? pemuda, pedagang kaki lima atau pengusasa? Coba lihat banyak bangunan yang berhasil mengubah lahan terbuka hijau menjadi struktur bangunan fisik, diubah dari lahan produktif menjadi pemukiman, perumahan dll.
Katanya si sesuai dengan RDTR atau RT/RW, tapi perasaan RT/Rw di Kuningan belum selesai. CMIIW Please!
Siapa yang keluarkan izinya ? pemuda atau pedagang kali lima? Lalu ada juga mega pembangunan bendungan yang tak kunjung repeh. Itu ulah program pemuda atau pedagang kaki lima? Atau banjir di musim hujan, kekeringan di musim kemarau di Kuningan timur yang menjadi rutinitas seperti budaya mudik tiap tahun.
Itu ketidak mampuan pemuda menjaga kelestarian alam atau tak ada program kongkrit dari penguasa? Sudahlah bung, melek sedikitlah. Kita masih muda, banyakin piknik biar ga panik.
Oh ia, hampir terlupakan taman – taman kota yang dibangun apakah baik juga perawatanya, kualitas bangunan saat dibangun sudah sesuai belum? Jangan sampai membangun patung kuda seperti patung kambing, atau sekarang saja lihat air mancur yang mempercantik indahnya taman kota tak kunjung berdansa dalam irama.
Di bagian timur Cibingbin sana ada contoh hutan Kota Cariang yang dibangun namun sekarang terbengkalai bagai bagai bangunan tak bertuan.
Ketiga, ada pernyataan “Saya rasa, itu masih perancangan dan belum final. Adapun efek terhadap terhadap UMK yang menjadi kendala, harusnya ada penataan yang baik sehingga tetap bisa berjualan seperti biasanya.
Juga alih – alih dalam pembangunan ini akan menggerus teritorial hunian gedung Kepemudaan sebagai tempat berekspresinya pemuda.” Dari pernyataan ini memang siapa yang berkata ini sudah final ? pemuda atau penguasa?
Coba kang fauzan ngopi santuy dulu, sini ngopi – ngopilah disekitaran taman kota, jangan hanya menjadi penghuni gedung pemuda saja tapi tidak ada kepedulian akan keberlangsunganya. Kemudian, dari tata bahasa. Kata sambung alih – alih adalah kata yang tidak bisa berdiri sendiri, seharusnya setelah kalimat alih – alih dan seterusnya ada kalimat lanjutan sebagai penjelasan.
Dalam KBBI kata alih – alih memiliki 2 makna, 1. dengan tidak disangka-sangka; 2. kiranya. Sebagai contoh : “alih – alih Fauzan menyetujui perataan gedung pemuda, padahal ia juga turut menumpang disana”. Ini hanya sekedar contoh.
Terakhir, yang sangat menggelitik adalah adanya ungkapan Bung Fauzan ini yang menyatakan bahwa kritik harus membangun. Sejujurnya, siapa yang kritiknya tidak membangun ? dari ungkapan Bung Sadam, Pa Geni & Dinda Putri, semuanya membangun.
Semuanya menyarankan jalin kebersamaan dalam bingkai kolaborasi & inovasi. Entah poin Fauzan ini tertuju pada siapa. Analisa sebuah isu dalam teori komunikasi politik adalah ketika ada wacana dari pemerintah yang digaungkan. Ini menjadi memiliki beberapa motif.
1. Pemetaan keberpihakan akan isu yang dilayangkan, 2. Respon publik terhadap isu tersebut. Namun pihak yang pertama kali menggaungkan ini nampak seperti sengaja untuk membiarkan isu ini berujung tak jelas atau mirip teori nonfinito yang menganalisa karya patung michaelangelo tentang naked slavery.
Ini yang kami sesalkan. Jadi bukan pengkritik yang tidak membangun tapi, pelempar isu yang justru tidak membangun. Seharusnya ada jawaban atau penjelasan keberlanjutan dari pemerintah tentang rencana yang dibuatnya. Ini nyaris diam tak bersuara. Siapa yang melemparkan isu pertama kali ? publik sudah tahu. Yang jelas bukan pemdua atau pedagang kaki lima Bung.
Sebagai penutup, ungkapan Sahabat Fauzan ini lebih baik tidak mencerminkan pendapat sebuah Organisasi besar seperti PMII. Saya sangat bangga terhadap kawan – kawan disana, tapi saya yakin, Para pemuda tidak bangga terhadap pendapat pribadi yang terlalu kecil teruntuk organisasi besar.
Lain kali, jangan hanya numpang tinggal atau Singgah di gedung pemuda, coba diskusi santuy. Penuh ide dan visi kedepan. Gedung Pemuda tidak pernah tertutup untuk pemuda yang berfikiran besar kecuali mereka yang berfikiran kecil hanya untuk kepentingan kerdil.***
Atas Nama Pemuda
Dwi Berna Permana Subarkah
Demisioner Ketua SAPMA Pemuda Pancasila Kuningan 2016 – 2018
Pancasila Abadi !!!