KUNINGAN (MASS) – Seiring dengan perkembangan jaman, Bahasa dan Budaya Sunda kian terkikis. Tidak sedikit para orang tua Kuningan yang justru mengajarkan Bahasa Indonesia sejak usia dini.
Dalam upaya melestarikan Bahasa dan Budaya Sunda, Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Sunda (HIMA PBSD) STKIP Muhammadiyah Kuningan menggelar aneka kegiatan. Terlebih bertepatan dengan Peringatan Bahasa Ibu “Mieling Poe Basa Indung”.
Beberapa kegiatan yang diadakan, diantaranya Penampilan seni yakni nyanyi sunda, pembacaan sajak, pintonan wayang dan pintonan dari karinding mandara ulung di Kampus STKIP Muhammadiyah. Tema yang diangkatnya ‘Luhung Elmuna, Pengkuh Budayana, Hade Basana, Ajegna Pangadeg, Pancegna Adeg-adegna’.
“Kegiatan ini merupakan sebuah bentuk kepedulian kita, supaya kita bisa lebih menghargai budaya bahasa sunda, sebab Bahasa Sunda merupakan bahasa no 2 yang menjadi ibu setelah bahasa Jawa,” ujar Ketua HIMA PBSD STKIPM, Wawan Purnawan.
Dia mengatakan, seiring waktu berjalan memang Budaya bahasa Sunda kian hari kain terkikis dengan adanya budaya-budaya dari luar yang masuk ke Indonesia. Tak jarang pula masyarakat pada umumnya tak tahu akan bahasa asli Sundanya sendiri.
“Malahan yang ada sering menggunakan bahasa campuran Indonesia dan Bahasa Sunda. Kemana orang Sunda? Ada, namun lupa akan purwadaksinya,” kata Wawan.
Kegiatan itu sendiri dilangsungkan Rabu (21/2/2018). Ketua Pelaksana, Edwin Ramadan mengatakan, di Kabupaten Kuningan sendiri, budaya Sunda masih butuh diperhatikan akan pelestariannya. Oleh karena itu, dia berharap lewat kegiatan yang diselenggarakannya masyarakat Kuningan bisa menjaga dan melestarikan budaya bahasa Sunda.
“Jangan sampai ada perasaan gengsi dan malu ketika menggunakan Bahasa Sunda,” harap Edwin.
Masih dalam rangkaian Mieling Basa Indung, ia merencanakan Minggu (25/2/2018) nanti akan menggelar long march. Itu bertepatan dengan Car Free Day. Long march bakal mengambil star di depan Pandapa dan finish di depan Masjid Syiarul Islam.
Sementara, Ketua Prodi PBSD STKIP Muhammadiyah, Fajar Sukma Nur Alam MPd berharap masyarakat pada umumnya bisa lebih bangga dengan adanya Bahasa Sunda yang telah diakui oleh dunia (UNESCO).
“Kita harus lebih bangga dan bisa memakainya dalam kehidupan sehari-hari termasuk mengajarkan dan membiasakan generasi muda sekarang berbicara memakai Bahasa Sunda,” ucap Fajar. (argi)