KUNINGAN (MASS) – Penyerahan insentif kepada 1000 guru ngaji yang dilaksanakan di Aula Bank BJB, Rabu (17/11/2021), membuat haru Ketua DPC PKB Kuningan, H Ujang Kosasih MSi. Pasalnya, buah perjuangan para anggota dewan di parlemen daerah termasuk fraksinya selama ini bisa dipetik.
“Kami Fraksi PKB sangat bersyukur kepada Allah SWT dan berterimakasih kepada seluruh stakeholder yang punya kesamaan pandangan dengan kami dimana para guru ngaji di desa-desa, di kampung-kampung, patut mendapatkan apresiasi,” kata Ujang kepada kuninganmass.com.
Ujang mengungkapkan, sejak 2017 silam Fraksi PKB menyuarakan aspirasi mengenai insentif guru ngaji. Dari tahun ke tahun, pihaknya tetap konsisten dan tetap menyuarakan hal itu karena tahu betul bagaimana kondisi para guru ngaji di desa, langgar ataupun pesantren.
“Baru tahun ini, 2021, guru ngaji baru mendapat perhatian. Alhamdulillah ada pandangan yang sama dengan fraksi lain dan juga pemda, sehingga dialokasikanlah Rp1 miliar untuk insentif guru ngaji,” tuturnya.
Namun karena pandemi, Ujang memaklumi terjadi refocusing anggaran menjadi Rp750 juta. Dirinya bersyukur Rabu kemarin dilaksanakan launching kegiatan tersebut oleh pemda kepada 1000 guru ngaji.
“Kami sangat bersyukur kepada Allah SWT akhirnya terwujud. Dan kami juga berterimakasih karena itulah mimpi PKB sejak lama. Semoga kedepannya bertambah, sehingga dapat menjangkau seluruh guru ngaji di Kuningan ini,” ucap Ujang.
Dengan menjangkau 1000 guru ngaji, menurutnya, itu sudah sedikit mengobati harapan dan cita-cita fraksinya di dewan. Pada Pandangan Umum (PU) Fraksi untuk RAPBD 2022, pihaknya berharap agar pagu anggarannya ditingkatkan sampai Rp5 miliar.
“Pemda merencanakan Rp2,5 miliar. Semoga pendapatan daerahnya ada, sehingga bisa kita dorong supaya sampai Rp5 miliar,” ujarnya.
Sementara itu, bicara kegiatan lain dibidang keagamaan, Ujang mengakui, tidak melulu berada di bagian kesra. Di instansi atau SKPD lain pun ada sehingga perlu diakumulasikan.
Sejauh ini pihaknya melihat pemda sudah merespon harapan dibidang keagamaan. Termasuk pengalokasikan anggaran untuk FKDT (Forum Madrasah Takmiliyah) yang berbeda nomenklatur dengan insentif guru ngaji. Perhatian pemda tersebut dinilai Ujang wajar lantaran pada visi Kuningan Maju terdapat visi Agamis yang perlu direalisasikan.
“Sekali lagi kami sangat bersyukur, setelah itu disuarakan, sahabat-sahabat kami, fraksi-fraksi lain punya kesamaan pandangan. Ini bukan perjuangan Fraksi PKB an sich, melainkan perjuangan bersama. Alhamdulillah, pemda dalam hal ini juga pak bupati, berarti kan pandangannya juga sama dengan kita bahwa memberikan insentif kepada guru ngaji perlu dilakukan sebagai penghargaan terhadap perjuangan mereka yang telah ikut mencerdaskan anak bangsa dan membantu membentuk generasi yang berakhlakul karimah,” pungkasnya. (deden)