KUNINGAN (MASS)- Aksi demo warga yang terdampak pembangunan Waduk Kuningan terkait tuntutan ganti rugi menjadi perhatian seluruh warga Kuningan. Pasalnya, banyak yang bertanya pemerintah berani membangun waduk padahal hak kepada warga yang terdampak belum dibayarkan.
Tentu kondisi itu dianggap lucu karena seolah menngabaikan hak warga. Terlebih ada satu desa yakni Desa Kawungsari Kecamatan Cibeureum yang sama sekali belum mendapatkan ganti rugi. Sedangkan proyek pembangunan harus kelar awal tahun 2019.
“Pembangunan memang harus kelar awal tahun 2019. Maka adanya keberatan warga menjadi sedikit terhembat. Namun, apa yang dilakukan oleh warga sangat wajar,” ujar Kepalas DPrPP Kuningan HM Ridwan Setiawan MSi kepada kuninganmass.com Jumat (23/11/2018).
Mengenai kondisi pembangunan waduk, Ridwan mengaku, sudah mencapai 93 persen, atau tinggal 7 persen. Dengan tinggal 7 persen itu maka targetkan 2019 cukup realistis.
Sekedar informasi keberdaan waduk ini akan berguna bagi ratusan ribu KK yang berada di Kuningan dan Brebes. Sebab, bisa menghasilkan sumber air irigasi 3.000 Ha.
Seperti diketahui Waduk Kuningan memiliki waduk luas mencapai 284,45 ha itu. Biaya yang dibutuhkan untuk membangun waduk ini adalah Rp491,42 miliar. Waduk ini juga menenggelamkan lima desa di dua kecamatan itu dibangun pada tahun 2013 dan ditargetkan paling telat tahun 2019.
Waduk memiliki volume tampungan air sebanyak 25,96 juta M kubik. Adapun luas genangan adalah 221,59 ha. Apabila bendungan ini beres maka akan menghasilkan sumber air bagi irigasi total 3.000 Ha.
Dengan rincian irigasi Cileuweung 1.000 Ha dan Cijangkelok 2.000 Ha. Sementara air baku yang dihasilkan 300 liter/detik. Sedangkan potensi pemabangkit listrik tenaga air menghasilkan 0,5 MW. Dan bendungan ini berada di Desa Randusari Kecamatan Cibeureum.
Adapun lima desa di dua kecamatan yang terdampak bendungan itu meliputi Kecamatan Cibeureum (Desa Randusari, Desa Kawungsari, Desa Sukarapih) dan Kecamatan Karangkencana (Desa Tanjungkerta dan Simpayjaya) Kabupaten Kuningan.
Pemerintah juga menyediakan rumah relokasi untuk terdampak bendungan. Total ada 60 unit dengan 36 (sistem Risha) yang tersebar di Desa Tanjungkerta Kecamatan Karangkancana dan Desa Cilayung Kecamatan Ciwaru. (agus)