KUNINGAN (MASS) – Rupanya selain Jodi di Desa Margabakti Kecamatan Kadugede, rumah yang tidak layak huni di Kuningan itu masih banyak. Ambil contoh rumah Dasiti (33), yang berlokasi di Desa Cigarukgak Dusun Wage Rt 014 Rw 05 Kecamatan Ciawigebang.
Sudah belasan tahun lamanya, rumah tersebut tidak mendapat sentuhan program bedah rumah yang digulirkan pemerintah. Padahal untuk mengurusi syarat-syaratnya ia telah mengeluarkan kocek lumayan hasil dari meminjam.
“Dulu pernah ngurusin syarat-syaratnya (untuk program bedah rumah) tapi gak ada kabar lagi. Lalu tahun 2018 saya ngurusin lagi syarat-syaratnya sampe ngeluarin uang Rp500 ribu, tapi sampai sekarang gak tau, gak jelas,” ungkap Dasiti, Sabtu (3/8/2019).
Dasiti terbilang keluarga kurang mampu. Suaminya, Yanto (40) bekerja nguli di Cirebon, pulang ke rumah tiap 40 hari sekali. Kedua pasangan ini dikaruniai 7 anak yang masih kecil-kecil. Paling besar berusia 14 tahun, dan anak bungsu baru berumur 7 bulan.
“Anak saya yang paling besar kalau diteruskan sekolahnya sih kelas 3 SMP. Ia sekolah cuma sampai SD,” ucap Dasiti.
Dari 7 anaknya itu, 3 diantaranya sedang bersekolah. Ada yang kelas 1, kelas 4 dan kelas 1 SMP. Untuk mencukupi kebutuhan makan, sekolah dan berbagai kebutuhan lain, dirinya hanya mengandalkan penghasilan suaminya yang nguli di Cirebon.
Tak heran jika selama belasan tahun lamanya mereka harus rela tinggal di rumah bilik berukuran kecil. Pantauan kuninganmass.com, di belakang rumah tidak punya toilet, hanya deretan ember berisi air. Untuk memasak, hanya mengandalkan tungku kayu bakar.
Kamar tidur untuk semua anggota keluarga hanya punya satu ruang. Kondisinya pun tidak nyaman bagi orang-orang yang biasa tidur di kasur empuk.
“Kalau hujan itu (gentingnya) bocor. Ya, harus gimana lagi. Orang tua juga di rumahnya sudah ada 4 KK,” kata Dasiti.
Ia tidak menampik adanya bantuan PKH untuk keluarganya tiap tiga bulan sekali. Untuk pemasangan KWH listrik pun dibantu pihak desa. Lalu ada juga bantuan dari pihak sekolah SDN 2 Cigarukgak. Sedangkan memasang air PAM pakai uang sendiri saat biaya pemasangannya Rp250 ribu.
Kepala Desa Cigarukgak, Tatang, kala dikonfirmasi mengiyakan kondisi rumah Dasiti. Tahun 2018 lalu ia mengaku telah memperjuangkan program rutilahu.
“Katanya sih ada kuota 22 buah dari ajuan kami sebanyak 60. Tapi pas kemarin ditanyakan ke Dinas (DPRPP, red), belum jelas, padahal di Kalimanggis mah sudah,” ungkap Tatang.
Sementara itu, di Kabupaten Kuningan cukup banyak masyarakat berkondisi seperti Jodi, bahkan ada yang lebih parah. Berdasarkan data hasil inventarisasi JPP DKPP, angkanya mencapai 670 orang. (deden)