KUNINGAN (MASS) – Pendidikan usia dini memiliki peranan penting dan luar biasa untuk masa depan anak. Apapun yang diterima anak di usia emas ini, akan menjadi bekal untuk masa depan mereka sebagai penerus bangsa. Orang tua berlomba-lomba memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak mereka.
Belakangan ini banyak kurikulum-kurikulum pendidikan dari mancanegara semakin marak berkembang di Indonesia, salah satu contoh yang banyak diminati orang tua yaitu montessori. Montessori adalah sebuah pendekatan pendidikan yang memberikan kebebasan kepada anak untuk belajar melalui bermain. Tidak hanya Montessori, ada pula filosofi pendidikan lainnya yang patut dipertimbangkan oleh orang tua, yaitu Reggio Emilia Approach.
Model pembelajaran Reggio Emilia membantu anak-anak untuk belajar dengan membangun konstruksi pembelajarn mereka sendiri, dimana anak-anak dapat belajar sesuai dengan tingkatan usianya yang semuanya dilakukan dengan cara berpikir yang ekspresif, komunikatif dan ilmiah. Model pembelajaran Reggio Emilia merupakan sebuah model pembelajaran yang mengarah kepada kepentingan dari anak itu sendiri secara seutuhnya.
Model pembelajaran Reggio Emilia menerapkan pembelajaran proyek yang merupakan pengkajian yang lebih mendalam mengenai topik atau konsep yang sangat berarti bagi anak. Proyek dapat dilakukan oleh anak-anak selama beberapa hari atau beberapa minggu. Proyek yang diambil oleh anak-anak berdasarkan pada pengalaman dan konsep nyata kehidupan.
Perencanaan berdasarkan model pembelajaran proyek berusaha meningkatkan proses berpikir anak, meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan negosiasi-sosial.
Keduanya sama-sama bagus, sama-sama memberikan anak kebebasan. Tapi Reggio Emilia memberikan anak kesempatan eksplorasi lebih mendalam. Banyak sekali perkembangan luar biasa yang saya amati. Anak-anak jauh lebih kritis, lebih kreatif, dan lebih mandiri.
Mereka lebih fokus dan terlibat dalam topik pembelajaran. pendekatan Reggio Emilia ini mendorong anak melakukan penelitian melalui bermain. Penelitian ini cenderung muncul dalam bentuk proyek jangka panjang sesuai minat individual anak. Pembelajaran proyek ini memungkinkan anak untuk mengembangkan fungsi eksekutif otak dan melatih cara berpikir anak hingga level HOTS (High Order Thinking Skills).
Pendekatan Reggio Emilia, meyakini akan ‘Seratus Bahasa Anak’ yaitu pengembangan dari kecerdasan majemuk. Setiap anak memiliki caranya sendiri untuk belajar, untuk mengekspresikan diri, dan untuk berkomunikasi. Setiap mereka memiliki hak untuk menggunakan seratus bahasa tersebut. Oleh karena itu masing-masing anak di sebuah kelas bisa saja belajar dengan topik yang berbeda pada waktu bersamaan.
Pendekatan ini efektif mempersiapkan anak untuk menghadapi tantangan jaman di abad ke-21 yang tidak menentu. Sayangnya belum banyak sekolah yang menawarkan program ini di Indonesia. “Anak belajar cara untuk belajar, bukan belajar konten, atau pengetahuan yang bisa diperoleh lewat Google.”
Penulis : Latif Pratama, Mahasiswa STKIP Muhammadiyah Kuningan