KUNINGAN (Mass) – Kondisi jalan memprihatinkan terlihat di Desa Cipakem Kecamatan Maleber. Jalan penghubung antar dusun di desa tersebut seperti sawah yang baru dibajak.
“Kondisi seperti ini belum seberapa, karena sekarang sudah masuk musim kemarau. Kalau musim hujan lebih parah lagi,” kata Sahri (24) salah seorang warga setempat Rabu (17/5).
Menurutnya, jalan dengan lebar sekitar 2,5 meter itu pernah dilakukan pengerasan jalan dan pengaspalan. Tapi ternyata tidak bertahan lama. Setelah melewati beberapa musim hujan, kondisi jalan kembali gembur seolah tidak ada bekas pengerasan.
Adapun sisa batu-batuan sepanjang jalan tersebut, sekarang terendam air dan seringkali mengganggu pengendara motor yang melintas.
“Setiap pagi, puluhan anak SD, MTs dan SMK di Cipakem melewati jalan ini. Bahkan ada diantara anak yang sekolah di Maleber dan Luragung,” tuturnya.
Sahri mengungkapkan, puluhan siswa yang rutin melewati jalan itu terpaksa harus berjalan tanpa alas kaki. Kalaupun terpaksa harus memakai sepatu saat memasuki ujian sekolah, sepatunya hanya bisa ditenteng di kedua tangannya, sementara kakinya berjalan di kubangan lumpur.
“Anak sekolah dari Dusun Cigerut Wetan dan Cigerut Kulon, kemudian dari Dusun Burujul, setiap pagi lewat jalan ini. Baik yang sekolah SD dan MI, MTs, maupun SMK. Selain banyak yang jalan kaki, ada juga yang naik motor,” tambahnya.
Menurutnya, selain hancur parah di bagian sawah yang masih di sekitaran Desa Cipakem, kondisi jalan rusak terjadi di sepanjang jalan, kurang lebih empat kilometer, menuju Dusun Cigerut. Akibatnya, selain menghambat generasi bangsa dalam mendapatkan layanan pendidikan, kondisi itu menghambat juga beragam aktivitas warga, baik di bidang kesehatan, pemerintahan, ekonomi, dan bidang lain.
“Kalaupun menggunakan layanan ojeg, masyarakat harus bayar minimal Rp 20.000. Jadi kalau mau ke Kuningan naik angkutan umum, untuk bisa sampai di rumah lagi butuh uang sekitar Rp 60.000. Karena ongkos mobil dari Cipakem ke Kuningan hampir Rp 15.000,” terangnya.
Saat dikonfirmasi, Kepala Desa Cipakem Uci Sanusi mengatakan, kondisi hancurnya jalan tersebut dikarenakan minimnya kegiatan masyarakat. Menurutnya, masyarakat kurang rajin untuk melakukan kegiatan perawatan jalan tersebut. Walaupun begitu, pihaknya merencanakan tahun ini akan ada perbaikan. (deden)