KUNINGAN (MASS) – UNESCO telah menetapkan tanggal 21 Februari merupakan Hari Bahasa Ibu Internasional. Dalam peringatannya, Hima Dikbastrada STKIP Muhammadiyah Kuningan menggelar kegiatan dengan cara mengajak masyarakat Kuningan untuk mengingat bahwa bahasa daerah merupakan bagian dari kekayaan budaya.
Kegiatan dengan membentangkan spanduk ‘pentingnya memakai bahasa sunda’ dan pembagian stiker dilaksanakan pada saat Car Free Day, Minggu (24/2/2019), bertempat di Taman Dahlia depan Pendopo Kuningan. Selain itu, para pengunjung juga dihibur dengan penampilan mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah.
Ketua Pelaksana Iman Hidayah mengatakan, bahasa ibu (bahasa sunda) merupakan bahasa pertama yang diajarkan. Penutur bahasa ibu harus dipertahankan dan ditanamkan sejak kecil. Mengingat pesatnya kehidupan global yang mempengaruhi pola pikir, tujuan kegiatan ini untuk mengajak masyarakat dalam melestarikan bahasa, sastra dan budaya sunda.
“Bahasa Sunda merupakan bahasa penutur terbanyak kedua di Indonesia. Bahasa Sunda merupakan salah satu kekayaan dari keanekaragaman Bangsa Indonesia. Mengingat pesatnya kehidupan global, diperlukan filterisasi guna mempertahankan karakter bangsa,” jelas Iman, Senin (25/2/2019).
Sebagai mahasiswa bahasa dan sastra daerah, Iman berharap agar masyarakat tetap menjaga bahasa, sastra dan budaya Sunda. “Intisari dari UU No 24 Tahun 2009 tertulis ‘Lestarikan bahasa daerah, utamakan bahasa Indonesia dan kuasai bahasa asing’, harus diaplikasikan guna mempertahankan karakter bangsa sebagai bentuk rasa nasioanlisme yang tinggi,” harapnya. (ali)