KUNINGAN (MASS) – Banyak pertanyaan muncul dari warga dan juga berbagai pihak ketika ada 19 pegawai RSUD 45 Kuningan terkena virus corona. Bahkan tujuh diantaranya adalah dokter.
Namun hingga kini RSUD 45 tetap melayani warga. Justru situasi sebelumnya berbeda ketika ada pegawai Puskesmas Sukamulya, ada dua kepala desa positif, kantor desa dan Puskesmas ditutup.
Bahkan ketika delapan orang warga Desa Cikaso Kecamatan Kramatmulya dinyatakan positif, Pemkab Kuningan melakukan lockdown.
Pertanyaan ini mendapatkan jawaban langsung dari Direktur RSUD 45 dr Deki Saefullah. Ia menerangkan, situasi RSUD dan Puskesmas serta Pemdes berbeda.
“Kenapa kita pilih tetap beroperasi? Karena kita mendapat masukan dari Ketua IDI/tim Covid-19 dan Dinkes,” ujar Deki, Senin (3/8/2020).
Ia mengatakan, kalau RSUD 45 ditutup secara pribadi ia merasa senang. Namun, perlu diketahui RSUD 45 itu adalah RS rujukan.
“Kasihan masyarakat Kuningan yang dirujuk dari RS swasta, masa harus ke Cirebon? Kami sudah berpikir matang supaya tetap buka layanannya dengan segala pertimbangan,” tandasnya.
Mengenai waktu itu Puskesmas ditutup karena pertimbang masih ada puskesmas yang lain. Begitu juga Cikaso di lockdown, yang jadi pertimbangan orangnya takut menyebarkan ke yang lain.
“Untuk keamanan kita kan petugas nakesnya sudah dibekali APD level 1 yang aman buat pribadi dan pasien/masyarakat yang berobat sehingga tidak ada alasan untuk takut,” jelasnya.
Terkait kondisi ke 19 pasien, Deki mengaku aman terkendali dan tanpa keluhan apa-apa. Mereka masih diisolasi di RS exs CI.
“Rencana setelah 3-5 isolasi akan di swab ulang karena udah 14 hari dari hasil swab yang pertama. Setelah mereka, maka nanti semua pegawai akan kita swab semuanya,” pungkas Deki. (agus)