KUNINGAN (MASS) – Setelah melakukan nego selama dua jam lebih bersama pihak PT Wika, Kantor Pertanahan dan juga perwakilan Pemkab Kuningan (Kabag Tapem Setda Kuningan Dudi Pahrudin), akhirnya warga yang terdampak melakukan penyegelan di pintu masuk Waduk Kuningan.
Penyegelan di pintu masuk Waduk yang lebih dikenal Waduk Cileuweung ini agar proses pembangunan berhenti. Warga berjanji tidak akan membuka segel sebelum ganti untung dilesaikan.
Penyegalan sendiri dilakukan pada jam 11.33 WIB. Meski harus berpanas-panasan merek rela demi memperjuangkan haknya.
“Sebelum diselesaikan hak kami maka disegel dulu. Tiap hari akan ada yang berjaga secara bergantian di depan pintu masuk dan kami pun akan membuat tenda,” ujar Asep Kusnara yang menjadi juru bicara warga yang langsung disambut teriakan warga agar haknya segera diganti.
Sebelum dilalukan penyegelan mereka mengepung PT Wika yang merupakan perusahaan yang membangun waduk. Pihak keamanan sendiri sudah berjaga sejak pagi hari.
“Yang demo adalah masyarakat Desa Randusari dan Desa Tanjungkerta,” timpal Aktivis Gema Bakti (Gerakan Masyarakat Kuningan Timur) Didin Syafrudin, Senin (20/5/2019).
Usai melakukan penyegelan warga pulang ke rumah masing-masing. Mereka menggunakan motor dan mobil kol bak. Bahkan anak-anak mereka pun diajak demo.
Sekedar informasi ada lima desa di dua kecamatan yang terdampak bendungan meliputi Kecamatan Cibeureum (Desa Randusari, Desa Kawungsari, Desa Sukarapih) dan Kecamatan Karangkancana (Desa Tanjungkerta dan Simpayjaya).
Waduk ini akan berguna bagi ratusan ribu KK yang berada di Kuningan dan Brebes. Sebab, bisa menghasilkan sumber air irigasi 3.000 Ha dan luas Waduk Kuningan mencapai 284,45 Ha. (agus)