KUNINGAN (MASS) – Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan (STIKKu) menggelar kegiatan Visiting Profesor baru-baru ini dengan menghadirkan Prof Asnawi Abdullah BSc PH MHSM MSc.HPPF DLSHTM.
Lelaki yang menjabat sebagai Ketua AIPTKMI 2022-2025 itu, hadir dan mengisi paparan dalam kegiatan bertajuk “Penyusunan Kurikulum Blended Learning dan Penguatan Publikasi Sebagai Relevansi Untuk Akreditasi Program Studi yang Unggul” di hadapan para peserta yang notabene dosen-dosen STIKKu.
Kegiatan sendiri dilaksanakan pada Senin (23/1/2023) di Ruang Pascasarjana Lt 3 Gedung Rektorat dan Aplikasi Zoom Meeting. Peserta yang hadir baik langsung maupun online, totalnya 70 orang.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Ketua Yayasan Pendidikan Bhakti Husada Kuningan (YPBHK), Prof Dr Hj Dewi Laelatul Badriah M Kes AIFO dan Ketua STIKes Kuningan Dr H Abdal Rohim S Kp MH beserta jajaran pimpinan dan sivitas akademika STIKes Kuningan.
Ketua STIKes Kuningan dalam sambutannya mengatakan, pihaknya berharap dari kegiatan ini dapat meningkatkan kinerja dan pengetahuan para Dosen dan Staf Tenaga Kependidikan sehingga dapat bekerja secara maksimal memberikan yang terbaik.
“Selamat datang, terima kasih kepada Prof Asnawi Abdullah yang telah bersedia hadir memenuhi undangan menjadi narasumber di STIKes Kuningan,” ucapnya.
Hal senada juga diutarakan pihak yayasan. Prof Dewi Laelatul Badriah optimis STIKes Kuningan kedepan akan siap menyongsong menjadi universitas dengan capaian program studi meraih unggul.
Sementara, Prof Asnawi Abdullah dalam pemaparannya menyampaikan bahwa di Era Industri 4.0 yang penuh arus informasj, membuat lembaga pendidikan tinggi dalam taraf tertentu berkewajiban memberikan pembelajaran yang menjadikan mahasiswa sebagai orientasi dengan membentuk sistem pembelajaran yang lebih interaktif, menarik, dan variatif.
“(Karena) Mahasiswa perlu memiliki kompetensi yang dapat mereka gunakan di masa depan,” sebut Prof Asnawi.
Peningkatan dan pengembangan kualitas pembelajaran itu, lanjutnya, dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi untuk mengombinasikan pertemuan tatap muka dengan pertemuan online serta kegiatan praktik. Pembelajaran tersebut dikenal sebagai blended learning.
Blended learning sendiri adalah salah satu sistem yang dapat memfasilitasi belajar mahasiswa dengan lebih fleksibel, bervariasi, dan menghasilkan pemahaman tinggi.
Mahasiswa dapat belajar di mana saja dan kapan saja tanpa dibatasi jarak, ruang, dan waktu. Materi perkuliahan menjadi lebih variatif, tidak hanya dalam bentuk verbal, tetapi format lain, seperti visual, audio dan gerak.
Panitia pelaksana Cecep Heriana S KM MPH mengatakan, saat ini di STIKKu, efektivitas blended learning belum dikaji secara komprehensif.
Karena itu, salah satu tujuannya dilaksanakannya kegiatan visiting profesor ini agar tersusunnya kurikulum Blended Learning, kombinasi pembelajaran di kelas dan e-learning dalam menyampaikan pesan-pesan pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik, mahasiswa lebih aktif, mandiri dan semangat l.
“Kami berharap dari kegiatan ini dapat memberikan gambaran mengenai kurikulum model blended learning dan implementasi perkuliahannya, persiapan, penguatan dan relevansi menuju akreditasi unggul. Serta, penguatan karakter dosen dengan peningkatan kualitas publikasi karya ilmiah dan meningkatkan peran tenaga kesehatan masyarakat dalam transformasi kesehatan di era digital,” sebut Cecep. (eki)