KUNINGAN (MASS) – Bagi pegawai lingkup Pemkab Kuningan siapa yang tak kenal H Suraja SE MSi. Peawakannya besar, bertampang garang namun berhati lembut. Terhitung Senin (30/9/2019), pria kelahiran Sleman Yogyakarta ini mengakhiri masa pengabdiannya.
Saat berbincang-bincang dengan kuninganmass.com, Suraja menuturkan kisah kenapa bisa sampai ke Kuningan. Tiga puluh delapan tahun silam, ia baru saja lulus STM. Suraja muda ini berkelana di Bandung. Namun dirinya enggan menceritakan secara detil bagaimana kisahnya di Bandung.
“Di Bandung itu ada testing CPNS, saya ikutan dan ternyata lulus. Penempatan saya di Kuningan,” tuturnya mengawali.
Dari sekian banyak PNS lingkup Pemkab Kuningan, kelihatannya Suraja lebih senior. Ini diakui pula olehnya. “Saya lebih dulu PNSnya dari almarhum pak Yosep Setiawan dan juga almarhum pak Charsono,” sebut dia.
Di Kuningan, Suraja ditempatkan di Inspektorat Pembantu yang dulu bernama Itwilkab. Gaji yang diterimanya waktu itu hanya Rp21.200,- perbulan. Satu tahun kemudian baru naik gaji menjadi Rp63.600,-.
“20 tahun saya di Inspektorat, mulai staf biasa sampai eselon 4A. Kalau sekarang mah kasubag,” tuturnya.
Sampai 14 tahun, gaji Suraja tidak sampai Rp1 juta. Dua tahun kemudian ia baru merasakan gaji Rp1 juta, Rp1,5 juta, dan lebih dari angka itu.
“Persisnya saya jadi PNS itu 37 tahun 6 bulan. Banyak kesan yang saya rasakan selama tinggal di Kuningan. Saya pun menikah dengan orang Kuningan (Hj Esih SPd, red),” ucap pria yang tinggal di Perum Ciporang itu.
Setelah 20 tahun di Inspektorat hingga berhasil meneruskan jenjang pendidikan S1 dan S2, Suraja dipercaya bupati kala itu menjadi camat. Dua kali ia menjabat camat, mulai Camat Pasawahan dan Camat Luragung. Kemudian menjabat Kabag Perekonomian Setda, lalu naik eselon menjadi Kadiskominfo.
Dalam perjalanan karirnya, Suraja sempat menjabat staf ahli bupati bidang kemasyarakatan. Baru setelah itu menjabat kepala Bakesbangpol Linmas dan Asda Pemerintahan. Terakhir, ia dipercaya menjadi Sekretaris DPRD hingga masuk usia pensiun.
“Terima kasih atas bimbingan dan kepercayaanya, baik bupati, wakil bupati, sekda, ketua dewan sehingga saya menjadi lebih matang. Saya juga meminta maaf kepada semuanya apabila dalam menjalankan tugasnya ada yang kurang berkenan,” ucapnya.
Dalam posisinya sekarang, ia pun berterima kasih kepada seluruh pegawai sekretariat dewan yang sudah mampu menjalankan tugas fasilitasi anggota dewan sesuai tugas pokok dan fungsinya.
Kedepan, dalam menjalani masa pensiunnya, Suraja tidak berpanjang lebar. Ia hanya ingin memperbaiki kualitas ibadah dan mengasuh cucu. Suraja ini memiliki 2 anak yang sudah berkeluarga dan memiliki 4 cucu dari 2 anaknya itu.
Dalam perbincangan penutupnya, Suraja mengeluarkan pesan terhadap pemerintahan daerah saat ini. Pria yang selalu tampak enjoy ini ternyata mengalami masa kepemimpinan 8 bupati selama pengabdiannya 38 tahun. Bahkan jika bupati 2 periode dihitung, maka lebih dari 8 bupati.
“Pak Unang, pak Jufri, pak Iyeng, pak Bandi, pak Arifin, pak Aang dua periode, bu Utje, dan pak Acep dua periode,” sebutnya.
Pesannya terhadap pemerintahan sekarang ini, Suraja berharap semoga pemda sekarang tetap menjaga kondusifitas daerah dan menyelenggarakan pemerintahan yang good dan clean government.
“Sehingga masyarakat Kabupaten Kuningan dapat meningkat kesejahteraannya, dan yang paling pokok pemda harus mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan daerah, diantaranya masalah kemiskinan, pengangguran atau kesempatan kerja, serta peningkatan pendidikan masyarakat. Itu butuh soliditas dan kondusifitas,” pungkasnya. (deden rijalul umam)