KUNINGAN (MASS) – Istilah kebelet atau buru-buru soal usulan Pansus Gagal Bayar, dibantah fraksi-fraksi DPRD Kabupaten Kuningan yang mengajukanya.
Hal itu, disampaikan lima fraksi pengusul Pansus Gagal Bayar, kala berkunjung ke ruangan pimpinan DPRD H Ujang Kosasih (F-PKB), Kamis (9/2/2023) kemarin.
Pertemuan yang disambut baik oleh Ujang itu, menyampaikan beberapa hal termasuk progres surat usulan pembentukan Pansus Gagal Bayar APBD TA 2022.
Lima fraksi yang hadir di ruang pimpinan itu, selain PKB sebagai yang dikunjungi, ada Ketua F-Golkar H Yudi Budiana, Ketua F PPP dr Toto Taufiqurrohman, Ketua F-Demokrat H Toto Hartono, F-PKS Dede Sudrajat, F-Gerindra Deki Zaenal Mutaqin.
Ketua F-PPP dr Toto menyampaikan bahwa pihaknya tentu husnudzon pada para pimpinan bahwa memproses usulan itu harus sesuai Fatsun melalui Rapim.
“Ini kami hormati untuk sementara, karena kalo kelamaan juga jadi masalah. Usulan anggota saya yakin pimpinan akan serius. Karena bukan hanya pimpinan DPRD, tapi seluruh anggota wakil rakyat. Insya alla apa yang disampaikan pimpinan akan terlaksana (Rapim ke Banmus dan Paripurna hingga terbentuknya Pansus),” kata dr Toto.
Pansus ini, lanjutnya, harapannya agar nanti jadi pelajaran tidak lagi terjadi di tahun-tahun berikutnya kalo sudah terang benderang.
“Terkesan tergesa? Bukan tergesa, Januari ke Februari, sampai saat ini kami Fraksi PPP belum mendapatkan berkas apa yang sudah dibayar, belum dapat nih rasionalisasi apa. Apakah TPP yang udah dibayar, atau sertifikasi, kami mendorong segera, ini harkat hidup orang banyak yang ditunggu masing-masing rumah,” kata Toto.
Pansus ini, katanya, bukan untuk memperlambat, justru untuk mendorong agar informasi yang bisa didapat itu lengkap. Saat itulah dibahas soal istilah “kebelet” yang sempat muncul dalam pembahasan pembentukan Pansus.
“Soal kebelet, kayaknya dewan memburu-buru? coba kita lihat secara riwayat, ada riwayat penyakil dahulu tidak? Riwayat penyakit dahulunya itu tidak terjadi pembayaran selama 3 bulan, Februari ini ada yang dibayarkah? Apakah kita mengajukan hal seperti ini kebelet? tidak ingin serta merta, malahan dengan adanya Pansus kita ingin duduk bersama menyelesaikan bersama, anggaran ini dibuat bersama,” kata Toto.
Hal itu juga dipertegas legislator Gerindra Deki Zaenal Mutaqin. Menurutnya, dengan usulan Pansus ini justru pihaknya tengah melakukan fungsi dan tugas sebagai DPRD.
Deki mengaku sudah membuka Tatib bahwa sebenarnya, bisa saja salah satu pimpinan mengambil keputusan menggelar Banmus. Namun, dirinya tentu menghormati para pimpinan yang ingin menghargai satu sama lain hingga harus Rapim.
“Ini dipatikan, insya allah Pansus. Kalo liat regulasi akan jadi. Tapi kita hormati aturan main. Kami sudah banyak berbincang kepada pak wakil (H Ujang),” sebutnya.
Soal buru-buru, Deki juga ikt menimpali. Menurutnya justru semua pihak sudah saling mengkaji hingga berkesimpulan pada perlunya pembentukan Pansus yang ingin serba terbuka.
“Kalo soal penyakit (justru namanya) konstipasi, kalo kebelet justru bagus. Jangan sampai ruang demokrasi kita seperti, mencerna banyak, tapi BABnya tidak lancar
Ini tidak bagus,” kata Deki balik mengibaratkan, seolah membalikkan narasi kebelet.
Senada, politisi PKS Dede Sudrajat juga mengatakan demikian. Proses usulan Pansus ini, justru edukasi politik yang seharusnya tidak perlu dikhawatirkan.
“Toh tidak akan tiba-tiba ada izroil. Contoh, (sempat ada Pansus) Tahura, akhirnya 14 titik (Gunung Ciremai) kembali ke pangkuan ibu pertiwi (Kuningan) Pansus ini menghadirkan alasan positif,” kata Dede.
Ketua F-Demokrat Toto Suharto juga merasa bahagia karena pada akhirnya, usulan Pansus itu sudah ada titik terang. Bahkan, Rapim sudah dijadwalkan.
“Walaupun sebenarnya melihat kebelakang, suara-suara media, seolah-olah banyak salah faham, kebelet. (Tapi) Alhamdulillah hari ini sama-sama, kita diterima pimpinan H Ujang,” tuturnya.
Di akhir, Ketua F-Golkar H Yudi Budiana juga mengutarakan harapannya. Apalagi, usulan Pansus itu datang dari mayoritas fraksi.
“Kalo sampai tidak terjadi, punten bukan suudzon, nanti asumsi kami ada yang aneh dengan pimpinan. Jangan sampai juga ada semacam distrust (tidak saling percaya),”kata Yudi.
Dirinya khawatir, adanya distrust itu akan mengaggu kinerja lembaga dewan yang menjadi tumpuan harapan masyarakat. Kalo sampai ada ditrust, hubungan kinerja anggota dan pimpinan jadi tidak harmonis.
“Pansus jangan ditakut-takuti, sama dengan rapat lain. Jangna terlalu dijadikan fobia, kita ini kan konsepnya kesetaraan kemitraan,” kata Yudi.
Sementara, Wakil Ketua DPRD H Ujang Kosasih (F-PKB) merespon baik kedatangan kelima fraksi di tempatnya. Ujang mengatakan, sesuai dengan apa yang sudah disampaikan Ketua DPRD Nuzul, sura yanh diusulkan sudah diterima dan didisposisi.
“Yang saya ingin tegaskan hari ini, saya kebetulan sedang di kantor dan alhamdulillah dari temen-temen fraksi berkunjung ke ruangan saya. Silaturahmi,” kata Ujang.
Sesuai yang sudah disampaikan kelima fraksi, lanjut Ujang, mereka menanyakan bagaimana nasib usulan yang disampaikan oleh fraksi-fraksi.
“Saya sudah sampaikan, besok, sesuai surat yang sudah dikirimkan Ketua DPRD akan melaksanakan Rapim, salah satunya akan mengagendakan Banmus,” kata Ujang. (eki)
Video :