KUNINGAN (MASS) – Setelah sebelumnya Juru Bicara Dian-Tuti, Abdul Jalil Hermawan, menyinggung soal aktor gagal bayar di acara Pertuni, Ketua DPC PDIP Kabupaten Kuningan Nuzul Rachdy SE, balik membalas dan bahkan menantang Jalil.
“Lidahnya jangan kaku, gagal bayar 2022-2023, jelaskan siapa yang bertanggung jawab? Bupati atau Sekda selaku TAPD,” kata Zul, sapaan akrabnya, dengan nada tinggi, Senin (14/10/2024) malam.
Ia mengingatkan, jangan mentang-mentang paslon nomor urut 1 menggandeng adiknya Pak Acep, tidak mau mengatakan adanya gagal bayar karena kegagalan Bupati. Atau karena jagoannya mantan Sekda, Ketua TAPD di periode lalu, Jubir juga tak mau menyebut namanya sebagai aktor gagal bayar.
“Jangan kemana-mana ngomong adiknya Pak Acep, masalah gagal bayar itu, sebutkan,” ujarnya sembari menegaskan, jangan sampai kalo yang untungnya mau diaambil, ruginya dilempar ke orang lain.
Ditanya peran Edo saat itu sebagai Wakil Bupati, Nuzul juga membela. Posisi Wabup saat itu, tentu saja hanya mengikuti pemilik kebijakan. Zul juga bercerita bagaimana pihaknya di DPRD percaya pada pemerintah, karena yang menjamin anggarannya adalah Ketua TAPD. Yang dijamin TAPD saat itu, termasuk angka gagal bayar yang membengkak.
“Gentle man dong, kita tidak pernah mempersoalkan gagal bayar, tapi dia sendiri mempersoalkan gagal bayar kan itu ya memukul air terpercik muka sendiri,” tantang Zul.
Sampai saat ini masih ada gagal bayar, Zul menjelaskan itu karena rentetan situasi sebelumnya. Sebagai pimpinan DPRD, Zul mengaku selalu mengingatkan jangan sampai terjadi target pendapatan yang tidak rasional, sehingga direalisasinya gagal bayar.
“(Periode) 2022-2023 menetapkan tidak rasional. Saya tidak mengatakan siapa-siapa tapi publik tahu decision makernya itu TAPD,ketua TAPD nya siapa,” sebut Zul, mengarah ke Dian, mantan Ketua TAPD.
“Membuat statement itu lidahnya jangan kaku,” kata Zul di akhir, menanggapi Jubir Dian-Tuti, Abdul Jalil Hermawan. (eki)