KUNINGAN (Mass)- Ditutupnya tempat hiburan selama sebulan penuh membuat profesi pemadu lagu (PL) menganggur. Bukan hanya PL tapi para karyawan pun juga menganggur.
Di Kabupaten Kuningan jumlahnya ada 11 kape dan paling banyak di wilayah Cilimus. Untuk mengetahui apa yang dilakukan oleh mereka selama sebulan penuh itu, kuninganmass.com mencoba mengupasnya.
Ternyata yang menggantung hidupnya di tempat hiburan sangat banyak. Khusus untuk PL kebanyakan dari mereka adalah single parent.
Tidak sedikit dari warga yang memandang profesi ini negatif. Padahal mereka bekerja untuk menafkahi anak-anaknya dan mereka selama ini menjaga profesi ini sebaik mungkin.
“Kalau saya kafe tutup memilih mengurus anak dan terkadang membantu saudara bikin kue,” ucap salah seorang PL kepada kuninganmass.com.
Untuk menghidupi selama bulan puasa menurut ibu satu anak ini, ia memanfaatkan uang tabungan dari sisa gaji yang selalu ditabung. Selain itu juga uang THR yang diberikan oleh pemilik kape.
“Saya jadikan sebulan penuh ini untuk mendekatkan diri kepada maha kuasa dan keluarga setelah 11 bulan full bekerja,” ucap perempuan berusai 26 tahun itu.
Sementara itu, Kiki pemilik Kape Jojo yang berada di kawasan Bandorasa Wetan menerangkan, meski surat ederan dari pemerintah terkait pelarangan kape beroperasi H-1 puasa. Namun, sejak hari Minggu pekan lalu para penggawainya sudah diliburkan.
“PL itu kan bukan hanya dari Kuningan tapi banyak dari luar daerah. Bahkan ada dari Provinsi Lampung ada. Agar bisa memberi waktu kepada mereka kami berikan waktu lebih cepat biar dalam menyambut puasa lebih leluasa,” ucap pria yang juga pemilik kebun binatang mini di Desa Bojong Kecamatan Cilimus itu.
Agar para PL itu bisa menikmati puasa dan lebaran di kampung halaman, Kiki terlebih dahulu memberikan haknya kepada mereka berupa uang THR. Bahkan, ia selalu mengajak jalan-jalan karyawan ke tempa wisata.
Mengenai kegiatan PL di kampung halamannya ujar Kiki, beragama tergantung keinginan mereka. Ada yang punya warung membantu di warungnya, begitu juga yang punya usaha lainya. Namun kebanyakan dari mereka berkumpul dengan anak dan keluarga besarnya. (agus)