KUNINGAN (MASS)- Tiap musim selalu ada ancaman. Untuk usim kemarau, selain kekeringan, ancaman lainnya adalah kebakarana lahan dan hutan.
Untuk mengantisipasi hal tersebut Rabu (22/7/ 2020) Sat Binmas Polres Kunigan melaksanakan Focus Group Discussion. Kegiatan dimulai pukul 09.00 WIB dan acara sendiri bertempat di Hotel Ayong Cilimus.
Dalam acara FGD peserta yang hadir adalah 25 orang. Mereka merupakan masyarakat desa di pinggiran gunung. Total ada enam desa.
Adapun ke enam desa itu adalah Desa Cisantana Kecamatan Cigugur, Desa Pajambon Kramatmulya. Lalu, Desa Sangkanerang Kecamatan Jalaksana, Desa Linggarjati dan Desa Setianegara Kecamatan Cilimus dan Desa Cibuntu Kecamatan Pasawahan.
Tampak hadir juga perwakilan dari BTNGC San Andre Jatmiko, BPBD Kuningan Heru Hermawan. Sedangkan pihak polres, hadir langsung Kapolres Kuningan AKBP Lukman Syafri Dandel Malik, SIK didampingi Oleh Kapolsek Cilimus dan Kasat Binmas Polres Kuningan.
Adapun tema yang diusung pada kegiatan FGD yaitu Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Rangka Pencegahan Kebakaran Hutan Dan Lahan (Karhutla) di Kabupaten Kuningan.
Menurut kapolres ada empat strategi yang dihasilkan yakni srategi pertama, pentingnya peningkatan penanganan Karhutla mulai dari pusat hingga daerah untuk melakukan pencegahan, early warning, penetapan siaga darurat lebih dini.
Selain itu menerapkan reward and punishment, peninjauan lapangan serta mengajak masyarakat untuk mencegah terjadinya karhutla di wilayah mereka.
Strategi kedua, elakukan teknik modifikasi cuaca untuk pengaturan ritme hujan. “Mudah-mudahan kesiapan kita dalam modifikasi cuaca, kiranya bisa membuat kita melakukan pengaturan ritme hujan,” sebut kapolres.
Adapun strategi ketiga, semua pihak harus meletakkan kewaspadaan tinggi dalam menghadapi kemarau. Maka berdasarkan evaluasi telah dapat diidentifikasikan arah langkah kedepan dalam kewaspadaan dan monitoring cuaca yang tidak menunggu sampai musim kemarau tiba.
Sementara strategi ke empat, Melakukan inovasi untuk mempercepat dan mempermudah upaya pencegahan karhutla.
Misalnya lanjut kapolres, cetak desa mandiri, pengendalian ruang wilayah oleh swasta dan masyarakan pada lahan hutan dan kebun serta pembukaan lahan tanpa bakar.
“Itu semua menjadi langkah penting,” pungkasnya. (agus)