KUNINGAN (MASS) – Sepakbola Kuningan berada di titik yang terendah. Setelah Pesik gagal bermain di Liga 3 Indonesia Seri 1 Zona Jabar, perhatian pemerintah terhadap tim Pesik pun terbilang rendah.
Ini bisa dibuktikan dengan tidak datangnya bupati dan wabup pada pertindingan terakhir Pesik pada Seri 2 Liga 3 Indonesia di Mashud Wisnusaputra. Kalau pun hadir para pejabat, itu pun yang datang hanya beberap orang.
Hal ini pun membuat warga Kuningan datang ke stadion menjadi minim. Mereka seperti tidak tertarik karena Pesik bermain di kasta paling rendah. Faktor tidak ada yang menggerakan pun menjadi faktor sepi penonton.
Pada pertandingan Kamis (31/10/2019) sore itu tim Laskar Ciremai ditahan 1-1 oleh Bina Putra. Gol Jaka pada babak pertama tidak bisa ditambah lagi oleh Nano Cs. Andai bisa menang maka Pesik menyapu semua pertandingan.
Meski harus puas ditahan imbang, namun tim besutan Ade Lesmana ini melaju ke babak berikutnya karena berhasil menjadi juara Grup A dengan nilai 10. Hasil dari tiga kali menang dan satu kali seri.
“Meski bermain di bawahfrom karena sudah pasti lolos tapi yang patut disyukuri anak-anak tidak ada yang cedera. Kita tinggal menunggu hasil di grup lain,” jelas Pelatih Pesik Kuningan Ade Lesmana.
Sementara itu, Penanggungjawab Pesik Jaka Chaerul mengaku, anak-anak pasti diberikan bonus dan itu sudah rutin. Pada saat menang mereka selalu diberikan uang Rp4 juta.
“Meski bermain ‘buruk’ karena hanya bisa meraih bermain seri tapi kami apresiasi perjuangan anak-anak,” jelasnya.
Jaka mengaku, pada pertandingan terakhir pihaknya berharap Bupati Kuningan dan Wabup Kuningan hadir. Namun, ternyata tidak ada satu pun yang hadir. Padahal kehadiran mereka berdua sangat penting untuk memotivasi anak-anak. (agus)