CILIMUS (MASS) – Haul Abah Mutawally dan Peresmian Ruang Kelas Baru (RKB) PonPes Kuliyatul Mu’allimin Al-mutawally, Minggu (21/7/2019) dihadiri Sultan Sepuh XIV Keraton kesepuhan Cirebon, Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat SE dan Bupati Kuningan H Acep Purnama SH MH.
Acara Tahlillan dan istigosah yang dipimpin langsung oleh Pengasuh PonPes Al-mutawally Drs KH Nunung Abdullah Dunun, dan dilanjut sambutan-sambutan sekaligus peresmian Ruang Kelas Baru (RKB) dengan gunting pita sebagai simbolisnya.
Tampak hadir, Ketua MUI Kuningan, Kepala Kemenag Kuningan yang diwakili oleh Kasi PD Pontren, Kapolsek Cilimus, Danramil Cilimus, Kepala KUA, Guru guru PonPes Al-Mutawally, Santriwan/Santri wati Al Mutawally juga Alumni PonPes Al-mutawally.
Dalam sambutannya Drs KH Nunung Abdullah Dunun mengungkapkan rasa syukurnya atas terselesaikannya Ruang Kelas Baru (RKB).
“Alhamdulillah Ruang Kelas Baru ini bisa diselesaikan, dan mudah-mudahan RKB ini yang baru diresmikan bisa membuat semua santri lebih semangat lagi untuk menimba ilmu, Ilmu agama maupun ilmu di sekolah, ” ujarnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Mutawally menyampaikan ucapan terimakasih kepada Sultan Sepuh XIV Keraton Kesepuhan Cirebon dan Bupati Kuningan yang telah bersedia hadir untuk meresmikan Ruang Kelas Baru (RKB) PonPes Kulliyatul Mu’allimin Al Mutawally.
“Al-Mutawally sebenarnya ada kaitannya dengan keraton kesepuhan Cirebon, karena Abah Mutawally adalah keturunan ke 21 dari Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati,” kisahnya.
Sementara, Bupati Kuningan H Acep Purnama SH MH menyampaikan apresiasi kepada keluarga Pondok Pesantren kuliyatul Mu’allimin Al-Mutawally yang telah menyelesaikan Ruangan Kelas Baru (RKB). Ia sangat mendukung dibangunnya RKB karena itu adalah bentuk dukungan dalam mewujudkan Visi Misi Kabupaten Kuningan yaitu Kuningan Maju.
“Saya berharap RKB ini agar dapat digunakan serta diramaikan dengan kegiatan-kegiatan belajar, juga sebagai pusat pembangunan peradaban umat Islam yang mempunyai nilai-nilai keimanan yang meningkat baik kuantitas maupun kualitas,” harap Acep.
Sedangkan Sultan Sepuh XIV Keraton Kesepuhan Cirebon, Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat SE merasa bahagia berada di Ponpes Al Mutawally.
“Kebahagaian sangat mendalam yang saya rasakan bisa hadir di tengah-tengah bapak ibu, alim ulama dan tokoh masyarakat, dan saya sangat mengapresiasi kepada Drs KH Nunung Abdullah Dunun sebagai Pengasuh Ponpes Kuliyatul mu’allimin Al-mutawally yang selalu berjuang untuk kemaslahatan agama,” ucapnya.
Para wali santri, imbuh Arief, harus bangga putra-putrinya menimba ilmu di pesantren. Sebab, merekalah putra-putri yang terjaga dan terhindar dari pergaulan bebas, seperti Narkotika, Psikotropika, Zat adiktif dan minuman keras.
“Ponpes Al-mutawally ini adalah salah satu penerus Sunan Gunung Jati untuk menyebarkan dakwah-dakwah Islam ‘ingsun titip tajug lan fakir miskin’. Dan saya merasa Ponpes Al Mutawally pantas mendapatkan Anugrah dari Keraton Kesepuhan Cirebon untuk meneruskan dakwah dan visi misi Sunan Gunung Jati,” tegasnya yang dilanjutkan dengan pengguntingan pita.
Dr KH Didin Nurul Rosyidin MA selaku wakil Pengasuh 2 dan dosen Pasca Sarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon mengatakan, kehadiran Sultan Sepuh dan bupati merupakan sebuah pengakuan luar biasa terhadap Ponpes Al Mutawally.
“Kami merasa bahagia dan terima kasih tentunya terselenggaranya kegiatan ini menjadi peluang sekaligus tantangan kita untuk terus mengembangkan pondok pesantren ini, untuk bisa berperan lebih luas lagi,” ucapnya.
Apalagi ke depan Al Mutawally punya rencana untuk mengembangkan kampus dua di Patalagan. Kehadiran Sultan Sepuh dan bupati menjadi dorongan dan stimulan luar biasa. Bupati Acep Purnama akan terus membantu, mendorong dan memotivasi.
“Lalu kanjeng sultan bahkan memberikan anugrah kepada kita sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam yang konsisten untuk menghadirkan kader-kader yang luar biasa di pesantren kita, sebagaimana kita ini pewaris, karena anugrah ini adalah sebagai tanda melegitimasi bahwa kita ini adalah pewaris secara kultural misi dan visi Sunan Gunung Jati ‘ingsun titip tajug lan fakir miskin’,” ujar Didin. (deden)