KUNINGAN (MASS) – Jalan Cut Nyak Dien Kelurahan Windusengkahan termasuk salah satu jalan yang sudah beberapa bulan ini rusak. Termasuk Jalan Baru Awirarangan-Windusengkahan, lubang jalan jadi pemandangan.
“Malah waktu bulan Maret pernah ada yang kecelakaan karena jalan rusak. Memang saya juga suka khawatir kalau lewat jalan baru, apalagi kalau malam, kan gelap tanpa penerangan,” ujar Jajang Nurjaman, warga Cibingbin yang bekerja di Kuningan Kota, Minggu (21/4/2019).
Pengamatannya, Jalan Ir H Juanda pun berkondisi rusak. Kalau lewat ke jalan itu terasa seperti pipi yang banyak jerawat. Sebagai pengguna jalan, ia kerap merasa jengkel.
“Disamping berpotensi mencelakakan pengendara, rusaknya jalan itu membuat kendaraan cepat rusak, dan memperlambat waktu kalau kita sedang buru-buru,” tuturnya.
Jajang merasa heran, masyarakat terkesan diam menyikapi kerusakan jalan. Termasuk mahasiswa Uniku, jalan kampusnya rusak namun didiamkan.
“Enggak demo, atau paling tidak audiensi. Kan mulusnya jalan itu hak kita sebagai warga yang taat bayar pajak,” ucap dia.
Bukan hanya di kota, Jajang juga merasakan sendiri kerusakan di beberapa ruas jalan Kecamatan Cibingbin. Ia mencontohkan Jalan penghubung antara Desa Sukamaju-Desa Dukuhbadag, Cipondok dan lainnya.
“Rusak juga. Harapan saya sih pemerintah segera memperbaiki. Karena mungkin kalau anggaran sih ada. Dan kalau diperbaiki itu kualitasnya mohon diperhatikan,” harapnya.
Menurut Jajang, musim hujan tidak bisa dijadikan dalih telatnya perbaikan jalan. Sebab, sejak zaman nenek moyang, iklim di Indonesia itu tropis dengan 2 musim yakni musim kemarau dan hujan.
“Apalagi saya melihat Jalan RE Martadinata yang statusnya jalan provinsi sudah diperbaiki, meskipun musim hujan,” kata Jajang.
Kaitan dengan kualitas, ia merasa kagum dengan kualitas Jalan Baru Kertawangunan-Kedungarum. Meski sudah beberapa tahun, jalan tersebut tidak cepat rusak.
“Berarti kalau selama ini ada jalan yang cepat rusak dengan dalih macam-macam, kenapa jalan itu tetap kuat ya?,” tukasnya dengan nada tanya. (deden)