KUNINGAN (MASS) – Puluhan mahasiswa STIKKU melancarkan aksi turun ke jalan, Kamis (31/5/2018). Titik aksi di dua tempat yakni Alun-alun Desa Kadugede dan Obyek Wisata Waduk Darma. Aksi ini digelar dalam memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS).
“Di sini ada 59 mahasiswa semester 4 Kelas Reguler B dan Reguler C Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat STIKes Kuningan yang turun ke jalan. Aksi sosial turun ke jalan yang kami lakukan menyuarakan bahaya merokok dan isu-isu terkait rokok,” sebut Syuaibatul, salah satu mahasiswa Kesehatan Masyarakat.
Aksi sosial yang dilaksanakan sore pukul 16.00 sampai 17.00 WIB ini diisi dengan berbagai macam kegiatan. Seperti mini karnaval dengan memakai kostum bahaya rokok, edukasi masyarakat tentang bahaya merokok hingga kampanye anti rokok sepanjang jalan dari kampus STIKes Kuningan menuju Alun-alun Kadugede.
Selain itu, mereka juga melaksanakan pemeriksaan tekanan darah gratis serta aksi tanda tangan dari masyarakat untuk berkomitmen dan mendukung gerakan pengendalian tembakau.
“Tujuan dari kegiatan aksi sosial ini selain merupakan salah satu implementasi praktik lapangan dalam mata kuliah Pengembangan dan Pengorganisasian Masyarakat, juga dapat mengedukasi masyarakat dan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat terkait dengan bahaya merokok,” jelas Novia, mahasiswa lainnya.
Dalam aksi ini pun mahasiswa melakukan upaya menggali isu-isu terkait aktivitas merokok yang ada dimasyarakat. Terungkap bahwa aktivitas merokok saat ini bukan hanya dilakukan oleh orang dewasa saja tapi dikalangan remaja dan bahkan anak sekolah dasar (SD) pun kini sudah banyak yang merokok.
“Maka dari itu sangat penting sekali kita selaku mahasiswa memberikan contoh dan menyuarakan bahaya merokok karena melihat dampaknya yang bisa mengancam nyawa juga merusak generasi muda,” seru Mei Ulvah, rekan Novia dan Syuaibatul.
Ia menyayangkan jika generasi muda yang seharusnya hidup dengan produktif dan sebagai Agent of Change untuk membangun negeri ini tapi malah dirusak oleh zat berbahaya yang terkandung didalam rokok.
Lebih jauh Mei mengatakan, melalui kegiatan ini dapat diketahui bahwa pemahaman terkait bahaya merokok masih rendah. Sebagian masyarakat hanya tahu dampak yang dihasilkan dari kegiatan merokok ini hanya terkait dengan kerusakan paru atau saluran pernapasan saja.
“Padahal dampaknya bukan hanya itu, tapi sangatlah luas dan besar. Dampak-dampak yang mungkin ditimbulkan dari aktivitas merokok adalah menimbulkan kerusakan pada jaringan di otak, gangguan kardiovaskular, memicu GERD, mempercepat penuaan, dan masih banyak lagi,” papar mahasiswi berjilbab itu.
Sementara, dosen pengampu mata kuliah Pengembangan dan Pengorganisasian Masyarakat Fitri Kurnia Rahim, M.P.H.M mengapresiasi aktivitas praktik lapangan para peserta didiknya. Dengan dilangsungkannya aksi sosial tersebut ia berharap mahasiswa kesehatan masyarakat bisa memiliki kompetensi dalam kegiatan intervensi dan pengorganisasian masyarakat.
Selain itu, Fitri juga berharap agar ada upaya penanggulangan masalah rokok di Kabupaten Kuningan. Pemerintah Kabupaten Kuningan bisa segera membuat dan mengimplementasikan Peraturan Daerah (Perda) Kawasan Tanpa Rokok (KTR) sebagai upaya penanggulangan masalah rokok.
“Karena bisa berdampak terhadap peningkatan prevalensi kejadian penyakit tidak menular baik bagi perokok aktif maupun pasif (yang terpapar asap rokok) seperti penyakit stroke, hipertensi, kanker paru, dan lainnya,” harap dosen berparas cantik itu. (deden)