KUNINGAN (MASS) – Pemasangan videotron di Pasar Baru mendapat kritikan pedas dari Ketua DPD Partai Nasdem Kuningan, H Chartam Sulaiman ST MM. Ia menilai, pemasangan tersebut buang-buang anggaran.
“Videotron tersebut menurut saya buang-buang uang rakyat, mubazir. Terus terang saya prihatin, disaat masyarakat Kuningan terpuruk, daya beli lemah, banyak pengangguran akibat covid, malah masang itu,” kata Chartam.
Menurut anggota Komisi II DPRD Kuningan ini, seharusnya program pemasangan videotron di Pasar Baru dipending meskipun sudah dianggarkan. Sebab ia menganggap hal itu tidak masuk skala prioritas.
“Lagian siapa sih yang mau lihat atau menonton videotron di pasar baru? kalau malam mungkin setan yang menontonnya?,” celetuk tokoh masyarakat Cimahi tersebut.
Kenyataan sekarang, banyak masyarakat yang memenuhi kebutuhan pokoknya lewat belanja online. Tidak menutup kemungkinan 5 tahun kedepan pasar-pasar akan semakin mengalami penurunan konsumen.
“Kalaupun ada masyarakat yang belanja di pasar, kemungkinan hanya belanja sayuran. Jadi peluang kosongnya nanti cukup besar,” prediksinya.
Bukan hanya pemasangan videotron, Chartam juga mengkritisi pembangunan Pasar Kalimanggis. Menurutnya itu mubazir bahkan masih banyak lagi pembangunan-pembangunan yang menelan biaya miliaran rupiah kurang bermanfaat.
“Padahal infrastruktur lain lagi kurang bagus. Contoh jalan, kan banyak yang rusak. Mestinya itu yang jadi skala prioritas. Bukan pembangunan yang kurang jelas fungsinya,” kata Chartam.
Ia meminta kepada eksekutif agar menyusun program-program yang difokuskan untuk kesejahteraan rakyat. Sebagai pemilik kursi yang hanya satu buah di DPRD, Chartam juga berharap agar wakil rakyat lain di parlemen lebih selektif dalam meloloskan program.
“Terutama di badan anggaran, tolong lebih selektif lagi. Program yang orientasinya cenderung mubazir dan buang-buang uang rakyat, didelet saja. Sudah saatnya untuk berubah demi kesejahteraan rakyat. Mereka itu butuh perlindungan dari kita-kita sebagai wakil rakyat,” harapnya.
Terlebih dengan kondisi sekarang dimana anggaran direfocusing, Chartam menyimpan harapan besar agar dana-dana yang direfocusing itu difokuskan untuk membantu ekonomi masyarakat terutama menaikan daya belinya.
“Jangan lagi ada pembelian atau pengadaan yang mubazir. Seperti RSCI. Itu kan tidak terpakai secara optimal karena rumah sakit yang ada masih mampu. Biaya maintenancenya yang justru tinggi. Jadinya tidak efisien,” paparnya.
Kepada LSM dan organisasi atau masyarakat umum, Chartam berharap agar ikut berperan aktif dalam menyikapi masalah ini. Pengawasan dari dewan menurut dia tidak cukup. Dibutuhkan control social pula dari masyarakat demi kesejahteraan rakyat. (deden)