KUNINGAN (MASS) – Ada yang berbeda dari vendor foto dan videografi yang satu ini, Selasar Djiwa. Konsep yang diusungnya, Muslim Wedding Journey.
Sesuai tagline konsepnya, Selasar Djiwa hanya menerima job yang sesuai syariat. Karenanya, Selasar biasanya tidak menerima job pre-wedding.
Pendirinya adalah Ganjar L Hakim yang sekaligus Head Photographer. Timnya, terdiri dari Toto Hermanto yang juga Photographer, lalu Gifazil Shevia Grenanda sebagai Videographer dan admin Hilman Kurnia.
Pada kuninganmass.com, salah satu timnya Gifazil memyebut Selasar sudah berdiri sejak November 2020. Nama Selasar, awalnya diambil karena memang sang pendiri, sering main ke selasar art space.
Secara harpiah, Selasar sendiri artinya halaman. Sedangkan Djiwa, sengaja dibuat penulisan jadul agar terkesan klasik, serta bisa diartikan d-nya sebagai dua, Djiwa – Dua Jiwa.
“Kita emang mengusung konsep Muslim Wedding Journey, dimana kita cuman ngambil wedding dan post wedding. Pre wedding gak ngambil, paling khitbah itu pun kan nggak ada sentuhan,” sebutnya beberapa waktu lalu.
Diceritakannya, sebelumnya sempat ambil pre-wedding. Namun ternyata, tidak membuat nyaman saat mengarahkan karena merasa harus memandu pacaran bagi yang belum sah menikah.
Karenanya, Selasar Djiwa lebih mengusung pemitretan Post Wedding (setelah menikah). Kultur post wedding sendiri, diakuinya masih sangat baru apalagi di Kuningan.
“Kalo konsep motonya (cara motret dan konsep couple yang diusung) ya sama aja, cuman memang Selasar lebih mengutamakan (pemotretan) yang (ramah syariat) muslim, gitu sih,” imbuhnya.
Dalam pemotretan, dijelaskan Ghifazil biasanya menyesuaikan karakter dan cerita yang dibangun klien. Sebelum pemotretan biasanya ada semacam konsultasi.
“Kita nyesuain sama karakter klien juga, biar klien ngerasa foto atau video ini teh aku banget. Karena kan, bukan sekedar bagus, tapi juga buat dikenang,” terangnya.
Selasar, juga menampilkan beberapa kreasinya dan pemasarannya melalui Instagram @selasardjiwa. (eki)