Connect with us

Hi, what are you looking for?

Kuningan Mass

Netizen Mass

Kritik Ibrahim dan Berkaratnya Kran Demokrasi Indonesia

KUNINGAN (MASS) – Kritik pada hakikatnya merupakan tanggapan atau pembongkaran terhadap realitas dengan mempertimbangkan baik dan buruknya serta ia mampu untuk menemukan solusi atas kritiknya itu sendiri. Namun yang menjadi permasalahan bagi umat Islam yaitu kecendrungan memandang kritik terhadap kebiasaan yang dilakukan oleh golongan sosialis-komunis.

Jika kita telaah kembali kisah Nabi Ibrahim as. sebetulnya telah terjadi kritik juga dalam perjuangannya, baik kritik menyangkut hal teologis ketika dia mencari makna Tuhan, hingga kritik dalam tatanan praksis terhadap kezaliman raja Namrud.

Setelah Nabi Ibrahim mendekonstruksi cara berpikir mengenai Tuhan, ia melanjutkan kritiknya terhadap keberagaman kaumnya yang memberhalakan simbol sebagai Tuhan. Ibrahim pun sampai berkata, “Ilmu Tuhanku meliputi segala sesuatu. Tidakkah kamu dapat mengambil pelajaran?”. Nabi Ibrahim menghancurkan segala berhala yang berdiri tegak dan mengayunkan kapaknya pada patung terbesar. Sejak saat itulah Ibrahim sudah memulai untuk memenggal dan mengahcurkan tuhan-tuhan material. Jauh sebelum Nietzsche, Ibrahim sudah mendeklarasikan bahwa ‘Tuhan’ sudah mati!!.

Keberanian dan Terus Terang

Advertisement. Scroll to continue reading.

HAMKA seorang ulama karismatik yang kala itu menjadi sasaran empuk bagi rezim Soekarno pernah berkata, “Dalam negara demokrasi, sikap terus terang yang timbul dari hati yang jujur, baik menyatakan suatu kesalahan, menerima suatu kritikan, maupun mendengar suatu pernyataan yang pahit, semuanya dijamin”. Namun yang terjadi dewasa ini adalah bagaimapaun jaminannya, walaupun undang-undang dasar suatu negara ditulis dengan tinta air mas, akan sekedar menjadi tulisan belaka, jika tidak dilaksanakan.

Tanda dari kemerdekaan jiwa adalah ia yang mampu bersikap terus terang menghadapi suatu perkara atau menjawab suatu pertanyaan serta tidak merasa takut kepada siapa pun di hadapan manusia dalam menghadapi hidup, sadar bahwa dia adalah manusia. Orang yang bersikap terus terang adalah manusia yang tindakan dan perbuatannya membuktikan bahwa dia tidak berhenti memperbaiki dan meluruskan jalan hidupnya. Dirinya pun tidak merasakan bahaya dari luar. Dirinya hanya khawatir dan takut jika dia memungkiri suara hati sendiri.

Bersikap terus terang tidak cukup tanpa adanya pribadi yang berani. Sebab pribadi yang berani adalah yang sanggup menghadapi segala kesulitan atau bahaya dengan tidak kehilangan akal. Keberanian tidak hanya dibutuhkan oleh tentara yang berperang di medan juang, namun semua makhluk hidup membutuhkan hal tersebut.

Sudah nyata bahwa kehidupan ini hanya semata-mata rantai kesulitan yang saling sambung-menyambung. Maka untuk menemukan mana yang pemberani dan mana yang penakut, bisa dibuktikan ketika berhadap dengan perkara masalah. Tanda berani adalah sikap tenang dan tidak gugup, sehebat apapun pihak yang dihadapinya.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Nampaknya kepribadian diatas dapat kita temukan pada diri seorang Prof. Ni’matul Huda yang mendapatkan terror berupa gedoran pintu berkali-kali dan SMS berisi ancaman pembunuhan. Pasalnya beliau akan mengadakan diskusi ilmiah yang bertajuk “Persoalan Pemecatan Presiden di tengah Pandemi Ditinjau dari Sistem Ketatanegaraan.

Berkaratnya Kran Demokrasi Indonesia

Pukul 03.00 WIB tadi penulis menemukan sebuah berita yang dirilis oleh Republika yang memberitakan terror yang dialami oleh salah satu guru besar wanita hukum tata negara UII, Prof. Ni’matul Huda. Teror ini muncul ketika beliau akan menghadiri diskusi dari mahasiswa FH UGM. Menurut Dekan Fakultas Hukum UII Yogyakarta, Abdul Djamil SH MH, memang benar bahwa kediaman Prof. Ni’matul Huda digedor berulang kali sejak pukul 23.00 malam hingga pukul 09.00 pagi pada hari jum’at.

Viralnya diskusi yang akan dihadiri oleh Prof. Ni’matul Huda tersebut diakibatkan ulah Bagas Pujilaksono yang menulis artikel dengan judul “Gerakan Makar di UGM Saat Jokowi Sibuk Atasi Covid-19”. Bagas menilai bahwa diskusi yang akan dihadiri oleh temannya itu mengandung unsur provokasi untuk menurunkan Presiden Jokowi di tengah kesibukannya dalam menangani Covid-19.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Bahkan sampai-sampai Fakultas Hukum UGM membuat Press Release tentang diskusi mahasiswa constitutional law society tersebut. Bahwa pihaknya menyatakan kegiatan tersebut adalah murni merupakan kegiatan mahasiswa untuk melakukan diskusi ilmiah sesuai dengan minat dan konsentrasi keilmuan mahasiswa di bidang Hukum Tata Negara, kegiatan ini murni inisiatif mahasiswa tanpa ditunggangi oleh siapapun. Hingga pihaknya memutuskan untuk mengganti tema diskusi tersebut dengan tema “Meluruskan Persoalan Pemberhentian Presiden Ditinjau dari Sistem Ketatanegaraan”.

Kasus ini menjadi cerminan bahwa kran demokrasi di Indonesia tidak seutuhnya berjalan dengan baik, bahkan parahnya lagi masih mengandung karat yang berimbas pada teracunnya kajian ilmiah yang berusaha untuk mencari solusi atas kebingungan demokrasi selama ini. Matinya kepakaran tidak hanya diakibatkan oleh pengaruh globalisasi, namun juga disebabkan oleh pemerintahan negara yang anti kritik terhadap kajian ilmiah akibat nafsu yang membabi buta untuk menguasai Indonesia tanpa memegang mandat kepentingan orang banyak.

Diskursus tentang demokrasi di Indonesia nampaknya belum menemukan titik temu semenjak revolusi 1998. Tindakan represif dari pemerintah tidak jarang menimpa para mahasiswa yang berusaha memberikan saran kepada elite pemerintah untuk memperbaiki keadaan, bahkan hingga dosen dan akademisi juga ikut dibungkam akibat kontra terhadap kebijakan pemerintah.

Seharusnya negara mampu untuk memfasilitas segala saran dan kritik yang diajukan oleh masyarakat. Sebab pihak yang paling merasakan adanya kebijakan yang dirancang oleh pemerintah adalah masyarakat itu sendiri. Wajar apabila ia protes bilamana kebijakan itu tidak sesuai dengan keadaan rakyat.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Semoga lekas membaik reformasi Indonesia yang sedang dilanda korupsi yang tidak berkesudahan. Anda bisa saja membohongi satu generasi atau generasi sekarang, tetapi anda tidak mampu untuk membohongi generasi depan dengan narasi anda yang sekarang.***

Penulis : Faiz Amanatullah (Mahasiswa PAI Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)

Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Economics

KUNINGAN (MASS) – Buku berjudul “Man of Contradictions : Joko Widodo and the Struggle to Remake Indonesia”, yang ditulis oleh Ben Bland diluncurkan pada...

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara Zikir dan Doa Kebangsaan 79 Tahun Indonesia Merdeka di halaman depan Istana Merdeka pada Kamis...

Politics

JALAKSANA (MASS) – Pemandangan menarik terlihat di Desa Manis Kidul Kecamatan Jalaksana, persisnya di sebuah kolam tengah sawah. Sejumlah warga menangkap ikan pakai tangan...

Government

KUNINGAN (MASS) – Forum Kyai dan Akademisi Kabupaten Kuningan Peduli Bangsa, berencan menyurati Presiden serta oejabat terkait lainnya pasca membaca Petisi Linggarjati, Selasa (6/2/2024)...

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Akhir-akhir ini kita menyaksikan permainan kekuasaan sangat kentara terus mencoba merekayasa arah politik elektoral agar hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2024...

Video

KUNINGAN (MASS) – Pink youtube di bawah ini merupakan link podcast membahas korelasi antara Gibran Rakabuming Raka, Joko Widodo dan Megawati Soekarno Putri. Terjadi...

Headline

KUNINGAN (MASS) – Dideklarasikannya Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo sebagai cawapres dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) mendampingi Prabowo Subianto, membuat PDIP...

Politics

KUNINGAN (MASS) – Ketua DPC PDIP Kabupaten Kuningan H Acep Purnama SH MH, mengaku bersyukur Ketua Umumnya Megawati Soekarno Putri memilih Mahfud MD sebagai...

Politics

JAKARTA (MASS) – Tidak kurang 5000 kader banteng se Indonesia bekumpul di JIE Kemayoran Jakarta untuk membulatkan tekad memenangkan PDIP dalam pemilu 2024 secara...

Headline

KUNINGAN (MASS) – Salah satu tokoh nasional, Said Didu, datang menghadiri pengukuhan relawan DPD Anies Kabupaten Kuningan yang digelar di OSG Linggarjati, Sabtu (26/8/2023)...

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Akhir-akhir ini muncul polemik seputar data jalan nasional. Polemik tersebut muncul karena kritik Anies Baswedan yang mengatakan bahwa Pembangunan jalan Nasional...

Education

KUNINGAN (MASS) – Khasanah keilmuan mahasiswa Poltekes KMC Kuningan, kedepan dipastikan akan lebih kaya. Pasalnya, para dosen UGM bakal sering mengajar di kampus orange...

Headline

KUNINGAN (MASS) – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo memastikan bahwa harga BBM bersubsidi mengalami kenaikkan. Pemerintah memutuskan untuk mengalihkan anggaran subsidi BBM agar digunakan...

Netizen Mass

Bismillah. Surat terbukaNomor : Istimewa Tidak ada lampiran Sipat : Tidak biasaMaksud : Sampaikan butir pemikiran Advertisement. Scroll to continue reading. Tujuan : MengingatkanNKRI...

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Rencana pemindahan ibu kota negara akan mulai direalisasikan dalam waktu dekat. Di tengah pandemi yang belum tuntas, perekonomian yang belum pulih,...

Headline

KUNINGAN (MASS) – Mewakili DPC PDIP Kuningan sekaligus pemilik jabatan ketua Fraksi PDIP DPRD Kuningan, Dede Sembada memaparkan sikap politik institusi partainya. Mulai dari...

Headline

KUNINGAN (MASS) – Saat keributan antara Nuzul Rachdy dan Atang, Wakil Ketua DPRD Kuningan, H Dede Ismail ada di lokasi. Bahkan ada juga Ketua...

Headline

KUNINGAN (MASS) – Insiden menghebohkan terjadi di gedung DPRD Kuningan, Jumat (3/9/2021). Nuzul Rachdy selaku ketua dewan terlibat keributan dengan warga Cipari Cigugur, Atang....

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Sejak 2017 hingga sekarang duduk di bangku perkuliahan, tidak jarang kita mahasiswa dihadapkan dengan permasalahan sosial yang berkaitan dengan hukum. Mungkin...

Headline

CIBEUREUM (MASS) – Masyarakat Desa Kawungsari dan Randusari Kecamatan Cibeureum serta Desa Tanjungkerta Kecamatan Karangkancana masih bergejolak. Pasalnya, lahan milik mereka yang terkena dampak...

Politics

KUNINGAN (MASS) – Meski kader Golkar, H Dudy Pamuji tidak memaksa para pendukungnya untuk memilih Paslon 01 Jokowi-Ma’ruf pada Pemilu 17 April nanti. Ini...

Politics

KUNINGAN (MASS) – Mendekati hari pencoblosan, elit Partai NasDem pusat, Enggartiasto Lukita berkunjung ke Kuningan. Kepada ratusan kader NasDem di Kuningan, ia menyerukan untuk...

Politics

KUNINGAN (MASS) – Soal penyebaran 45.778 lembar kalender bergambar Jokowi, Korkab PKH (Program Keluarga Harapan) Kuningan, Endi Suhendi menegaskan, pihaknya tidak mengarahkan peserta PKH...

Education

KUNINGAN (MASS) – Sejumlah perguruan tinggi ternama di Yogyakarta tidak luput dari kunjungan SMA Binaul Ummah Kuningan. Diantaranya UGM, UNY, UIN dan UMY. “Sejak...

Economics

KUNINGAN (MASS) – Secara esensi, seluruh masyarakat Indonesia mengalami keprihatinan yang sama terkait merosotnya nilai tukar rupiah. Hanya saja kondisinya tidak sedramatis pada saat...

Government

KUNINGAN (MASS) – Dalam menerima unjuk rasa sekitar 25 mahasiswa KAMMI Kuningan, Ketua DPRD Rana Suparman menyinggung utang pemerintahan sebelumnya yang mencapai Rp4000 triliyun....

Government

KUNINGAN (MASS) – Anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar disikapi mahasiswa Kuningan. Atas nama Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) mereka unjuk rasa ke...

Politics

KUNINGAN (MASS) – Pendamping Jokowi, KH Ma’ruf Amin pernah dua kali ke Kuningan. Bahkan ketua MUI Pusat sekaligus Rois Aam PB NU ini sempat...

Politics

KUNINGAN (MASS) – Pilihan Joko Widodo untuk pendamping dirinya di Pilpres 2019 nanti ternyata jatuh kepada KH Ma’ruf Amin. Ketua MUI Pusat sekaligus Rois...

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Berhati-hatilah => Waspadalah semua partai politik yang ada keterwakilannya di DPR RI dalam mengusung CAPRES / CAWAPRES masa jihad / masa...

Advertisement