KUNINGAN (Mass) – Etape 2 even sepeda balap internasional Tour de Linggarjati (TdL) 2016 kemarin, Minggu (30/10), kembali dikuasai tim dari Indonesia. Juara pertama dan ketiga disabet tim pesepeda asal Indonesia, sedangkan juara kedua dari tim pesepeda Negara Laos.
Pembalap asal Indonesia Aiman Cahyadi dari Tim PGN Road Cycling Team, menempati posisi pertama dengan catatan waktu tercepat 3 jam 25 menit 2 detik menempuh jarak 121,3 kilometer, disusul Bambang Suryadi dari Tim Black In CCN asal negara Laos dengan selisih waktu 1 menit yaitu 3 jam 26 menit 28 detik. Sementara posisi ketiga diraih Warseno dari tim SAKB Cycling Team asal Negara Indonesia dengan waktu 3 jam 26 menit 35 detik.
Mengambil garis start di depan Gedung Perundingan Linggarjati dan finish di objek wisata Waduk Darma, rute yang dilalui cukup jauh melewati 110 desa di 19 kecamatan. Tak hanya jauh, sepanjang jalur memiliki medan berkelok dan tanjakan serta turunan.
Akibatnya, estimasi waktu tercepat sampai finish 2 jam 43 menit ternyata tidak dapat dipenuhi para pembalap. Bahkan, ada sebanyak 7 pembalap yang tidak sampai di finish, 1 orang cedera karena kecelakaan, 1 orang mengalami dehidrasi dan 5 pembalap lainnya kelelahan.
Bupati Kuningan H Acep Purnama SH MH berharap, agar semangat perjuangan yang terkandung dalam perundingan Linggarjati, mampu menginspirasi warga semuanya dalam mencapai prestasi yang lebih tinggi, baik melalui lomba ataupun semangat kebersamaan yang digelorakan bersama even olahraga Tour de Linggarjati.
Ketua Pelaksana TdL Kuningan DR Dian Rachmat Yanuar MSi menambahkan, even ini tentu tidak dipandang sebagai pencapaian prestasi olahraga semata. Lebih dari itu, pihaknya beserta warga masyarakat Kuningan bisa menempatkan even ini sebagai satu wadah untuk menggalang semangat kebersamaan.
Sementara itu, Juara I Aiman Cahyadi mengakui, rute etape kedua ini cukup panjang dan sulit ditaklukan. Sebab, tantangan jalur seperti tanjakan dan belokan kerap ditemui disepanjang perlintasan.
“Rutenya cukup berat dan relatif sulit ditaklukan, karena banyak terdapat tanjakan dan tikungan tajam. Kami harus banyak menurunkan kecepatan saat melintasi tikungan tajam. Rutenya hampir sama dengan di Lombok,” pungkasnya. (andri)