KUNINGAN (MASS) – Pembangunan hunian sementara (Huntara) tahap pertama terus dikebut. Seperti diketahui total Huntara yang dibangun tahap pertama adalah 290 unit.
Total jumlah itu dibagi kedalam tiga lokasi yakni Desa Ciniru sebanyak 150 unit, 70 unit Dusun Cigerut Desa Cipakem Kecamatan Malaber. Sedangkan sisanya warga Dusun Cipari Desa Margacina Kecamatan Karangkancana.
Kuninganmass.com pada Jumat (21/4/2018) sore berkesempatan meninjau pembangunan Huntara di Desa Ciniru. Lokasinya dekat dengan SMAN Ciniru.
Pembangunannya saat ini terus dikebut. Tampak para pegawai semangat mengerjakan pembangunan Huntara. Huntara ini berada di dekat lokasi makam sehingga sempat heboh dan banyak dibicarakan masyarakat.
Dari informasi, di titik itu akan dibangun 89 unit. Seperti dikatakan Plt Bupati Dede Sembada tempo hari, untuk satu Huntara dibutuhkan biaya senilai Rp25 juta.
Ternyata setelah berbincang dengan salah satu pengawas proyek Huntara, ukuran Huntara itu adalah 5 x 5 meter. Dengan ukuran tersebut disekat tiga ruangan.
Dua ruangan dijadikan kamar tidur. Lalu, satu ruangan utama. Selain itu juga ada lahan untuk tempat memasak. Untuk menampung sementara pengungsi dinilai cukup.
Namun sayangnya dari pengamatan kuninganmass.com dinding yang digunakan untuk penutup bangunan adalah dari GRC board. Untuk penutup atap dari asbes dan ironisnya lagi untuk lantai bukan papan kayu melainkan bambu.
Bangunan huntara pun mirip rumah panggung. Untuk toilet atau kamar mandi tidak ada. Lokasinya pun saling berdekatan.
“Seperti ini pak kondisi bangunannya. Kami hanya mengerjakan. Di sini belum beres semuanya. Nanti ada kuncinya sehingga aman,” ujar salah satu mandor yang enggan menyebutkan namanya.
Melihat kondisi seperti itu, kuninganmass.com sedikit ragu apakah benar bangunan Huntara itu senilai Rp25 juta/unit. Ketika dikonfirmasi kepada Kepala Pelaksana BPBD Kuningan Agus Mauludin SE, ia membenarkan. “Iya nilai satu Huntara Rp25 juta,” ujarnya pendek. (agus)