KUNINGAN (MASS)- Di bulan kemerdekaan ini Taman Nasional Gunung Ciremai memberikan hadiah, berupa kabar baik dimana spesial langka yang ada di gunung tersebut yakni burung elang kembali lahir.
Burung Elang Jawa (Nisaetus bartelsi yang dikenal sebagi burung garuda yang merupakan lambang negara. Tentu kehadiran sang garuda membuat semua pihak bergembira.
Dilansir dari laman FB Gunung Ciremai milik BTNGC dan juga dibenarkan oleh Humas BTNGC Agus Yudantara, anakan elang jawa tersebut berasal dari indukan yang sama yang juga bertelor dan menetaskan anakan elang jawa pada tahun 2017.
Diterangkan, pada saat monitoring elang Jawa tepatnya tanggal 28 Maret 2017, tim yang tergabung fungsional Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) dikejutkan dengan benda putih bergerak-gerak di sarang.
Setelah diamati dengan bantuan binokuler, ternyata ditemukan anakan elang Jawa yang baru berusia tiga minggu (berdasarkan referensi buku Dewi Malia Prawiradilaga – LIPI).
Setelah itu, tim intens melakukan pemantauan dan mendokumentasikannya setiap minggu. Bahkan terekam sampai anakan elang jawa belajar terbang dari pohon satu ke pohon lainnya, kira-kira berumur delapan minggu (dua bulan).
Dikatakan, lokasi pohon sarang jaraknya cukup jauh, jalan kaki kurang lebih satu kilo dengan menyusuri sawah dan mendaki hutan pinus (Pinus merkusii) yang cukup terjal. Kondisi sarang ketika anakan usia 2,5 bulan sudah mulai rusak dan hilang materialnya.
Kemudian, monitoring dilakukan kembali pada tahun 2018. Tepatnya tanggal 1 Agustus 2018. Monitoring kali ini sebenarnya bertujuan untuk memantau kondisi sarang yang sebelumnya dalam kondisi rusak dan hilang materialnya.
Pohon sarang posisinya berada di cerukan (lembah). Lalu, sarangnya tidak jauh dari sumber mata air di atas pohon tinggi besar jenis Kedondong hutan (Spondias pinnata) pada ketinggian ±25 meter dari permukaan tanah.
Di bagian bawah pohon sarang sekelilingnya ditumbuhi pohon Salak (Salacca zalacca) sehingga manusia atau satwa lain sulit untuk memanjat.
Tim monitoring elang Jawa kembali dikejutkan dengan adanya individu baru elang Jawa di dalam sarang yang sama. Diperkirakan telor dari indukan yang sama.
Usia anakan diperkirakan berusia enam minggu (1,5 bulan). Fakta ini telah membantah beberapa pendapat para ahli yang menyatakan bahwa elang Jawa hanya bertelur dua tahun sekali.
Sebelumnya tim memprediksi indukan elang Jawa pada sarang tersebut akan bertelur dan menetas lagi pada tahun 2019. Namun ternyata kelahira anakan elang Jawa lebih cepat dari yang diperkirakan.
Hal ini menunjukkan bahwa Taman Nasional Gunung Ciremai masih menjadi habitat yang mendukung keberlanjutan hidup sang Garuda di alam liar. Tentu kehadiran elang jawa baru membuat spesial langka ini keberlangsungnya semakin menggembiran. (agus)