KUNINGAN (MASS) – Adanya agenda mubes yang dilakukan HMKI kepengurusan Ramdan, ditanggapi langsung oleh formateur terpilih versi Muslub, Ashif Abdul Basith yang juga demisioner IPPMK Jogja.
Disebutnya, dengan terlaksananya mubes, marwah organisasi secara psikis sudah rusak, bahkan cacat.
“Organisasi macam apa? Dari awal saya sudah tekankan bahwasannya hegemoni kepemimpinan Ramdan ini sudah jelas” dimuslubkan artinya Ramdan sudah tidak bisa mengikuti kegiatan atas nama HMKI dan tidak bisa buat acara atas nama HMKI,” tegasnya, Sabtu (19/6/2021) sore.
Menurutnya, sudah ada kesepekatan yang terjadi setelah para alumni/pembina HMKI gelar kumpul bersama pada hari Selasa 8 juni 2021 di kopi hawu.
“Hasil dari kumpul bersama tidak ada kesepakatan ke arah mubes dan itu jelas di tolak bersama, adapun point-point yang tercetus dari silaturahmi tersebut hanya sebagai landasan untuk kembali bisa di terima-terima cabang HMKI dan kemudian menjadi jalan untuk kebaikan bersama ke depannya bagi HMKI,” imbuhnya.
Beberapa point yang disepakati, disebutkan Basith yakni pertama membuat forum LPJ dengan catatan bukan mubes dan bahasa yang dianggap setaranya, lalu kedua mengkaji ulang AD/ART.
“Tapi alhasil hari ini mubes direalisasikan yang dihadiri Bupati dan kang Toto Toharudin sebagai penasihat organisasi. Ramdan tetap arogan diskresi bebas mengambil keputusan sendiri dalam setiap situasi yang dihadapi. Hari ini merealisasikan mubes yang mana tidak ada pembahasan mubes di forum kumpul bersama yang dihadiri senior dan pembina,” tambahnya.
Dengan kengeyelan dan arogansi yang terus dilakukan Ramdan, menurut Basith, dirinya mencurigai ada beberapa pihak yang memang setuju untuk terlaksananya mubes tersebut.
Padahal sebagian pengurusnya sendiri pun sudah meninggalkan ramdan karena memang kepengurusan HMKI 2019-2021 sudah selesai tatkala muslub terjadi.
“Dan sekarang dari 7 cabang yang berhimpun di HMKI, 4 diantaranya sudah menentukan sikap untuk jelas tidak menyetujui adanya mubes, 3 tersisa yaitu IMK cirebon, KMK BR dan Himarika saja yang belum menentukan sikap terhadap polemik saga ramdan ini. Bolehkah kita bertanya ada apa dengan ketiga cabang ini ?” ujarnya mempertanyakan.
Andai, kata Basit dikatakan Himarika masih dalam masalah internal kepengurusan sehingga belum terlalu melek terhadap HMKI, maka dirinya mengira, kedua cabang IMK maupun KMK sudah seharusnya menentukan sikap terhadap polemik kali ini, mubes terlaksana.
Ia menyimpulkan semua bisa melihat siapa yang hadir di forum tersebut yang jelas ditolak dan haram digelar sesuai kesepakatan keluarga besar HMKI.
“Kalo sudah seperti ini harus gimana lagi? Cara elegan sudah saya lakukan, tendensi keinginan Ramdan yang selalu oportunis untuk menguntungkan dirinya sendiri, saya sudah ikuti keinginannya, saya sepakati tawaran yang diinginkannya sejak awal saya terpilih formatur di muslub.Ramdan sendiri yang buat kebijakan tapi sendirinya yang melanggar. Lucu,” ujarnya sinis.
Dirinya menegaskan, jika sudah seperti itu ya harus seperti apa lagi. Ia menyerahkan biarkan senior/alumni/wanhat/pembina yang menilai sendiri dengan bijak.
“Kekacauan ini siapa yang buat? Siapa yg bangun sentimen? Siapa yang bangun dualisme? Hah. Mubes hmki versi IMK dan KMK kah ? Perlu kita saksikan karena cuma dua cabang itu yang belum bersikap,” terangnya.
Menurut Basith, 2 cabang tersebut selalu bicara konstitusi dan kekeluargaan, tapi malah bangun sentimen yang lebih parah malah ke arah separatis.
Dirinya mempertanyakan, selama 2 tahun kebelakang, sebagai penggerak mesin organisasi, Ramdan menjalankan organisasi HMKI apakah sudah sesuai dengan asas kekeluargaan dan nilai-nilai konstitusi.
“Selebihnya perlu kita garis bawahi yang saya paham, Ramdan ini staf khusus/staf ahli dari salah satu anggota legislatif komisi 1 DRPD Provinsi Jabar Fraksi Partai Demokrat. Artinya apa? Ramdan ini sebagai ketua umum HMKI sudah melanggar konstitusi dan melanggar etika organisasi,” tuturnya.
Diakhir, dirinya menegaskan menyebut dua cabang IMK dan KMK, bukanlah keluarga besarnya secara utuh.
Ia menduga, mungkin saja ada yang terlibat beberapa orang “oknum”. Dugaannya tersebut, berdasarkan dari pengurusnya yang beberapa kali ditemui, dan pengurus HMKI saat ini yg sangat didominasi oleh 2 cabang tersebut.
“Mohon maaf andai tulisan yang saya buat menyinggung beberapa orang bahkan kelompok, tapi saya harap siapapun yg membaca bisa bersikap bijak sesuai kenyataan yang telah terjadi. Salam hormat,salam kekeluargaan,” ujarnya di akhir. (Eki)