KUNINGAN (MASS)- Hati-hatilah dengan status di medsos, karena banyak kejadian yang berakhir di kepolisian. Seperti yang terjadi dengan Hedi Setiadi warga Gang Pakuwon RT 04/05 Kelurahan Awirarangan Kecamatan Kuningan.
Akibat menulis status mengenai sate di beranda FB-nya. Ia menjadi korban pengeroyokan tetangganya. Kejadian pengroyokan oleh Toto Cipto dan Kiki terjadi pada Selasa (10/4/2018) jam 22.00 WIB di Gang Muhammad RT 02/04 Kelurahan Awirarangan.
Ia pun mengambil langkah tegas dengan melaporkan perkara tersebut kepada pihak Polres Kuningan. Dalam laporannya ia mengaku dipukul selama lima kali secara pergantian oleh dua orang tersebut.
Akibat kejadian itu ia mengalami luka pada bagian kening sebelah kanan dan luka pada bibir bagian atas dalam dan mengeluarkan darah. Hedi pun terpaksa dirawat di Rumah Sakit Kuningan Medical Center.
“Saya melakukan langkah ini karena sudah masuk tindakan pengeroyokan. Selain itu juga ada ancaman kepada saya dan keluarga,” ujarnya kepada kuninganmass.com Rabu (11/4/2018) pagi.
Hedi menerangkan, kejadian pengeroyokan berawal dari kejadian pada Sabtu (7/4/2018) malam ia bersama dengan teman-temannya melakukan bakar sate. Ia pun menuliskan status di beranda FB dengan tulisan “Ek Nyate mah wayah kieu ulah tengah poe nengtreng..hmmmmm”.
Ternyata status tersebut berbuntut panjang karena ada salah satu tetangganya (Toto) tidak terima dengan status tersebut. Pasalnya, pada Minggu (25/3/2018) siang Toto Cipto itu membakar sate di Posko AR.
Pada saat itu kebetulan dilakukan Jalan Santai Harlah PPP di Jalan Lingkar Baru Awirarangan, sehingga bau sate menyerbak ke peserta jalan santai.
“Saya sudah minta maaf kepada istrinya kalau memang status itu ada yang tersinggung. Bahkan di FB juga saya tulis. Tapi ternyata mereka tidak terima. Lalu mencari saya dan terjadi aksi pengroyokan,” ujar Hedi yang pada saat kejadian menggunakan baju putih dengan tulisan #2018 Ganti Bupati.
Terpisah, Toto yang dikonfirmasi mengaku, permasalahan ini tidak ada hubungan dengan politik. Tapi, ini murni masalah pribadi.
“Saya tanya dia baik-baik mengenai status itu, tapi Hedi ngeyel dan bikin status lagi yang lain,” ujarnya.
Pada Selasa malam Toto mengaku, bertemu dengan Hedi dan diajak ngomong baik-baik. Tapi ternyata dia tidak sopan dimana merokok dan juga membuang muka.
Karena sikap seperti itu lanjut dia, repleks menampar muka Hedi. Hal ini karena saking kesal tidak menghargai orang tua yang lagi bicara.
Ternyata anaknya pun ikut kesel dan melempar ponsel ke mukanya. Tidak ada tindakan pengroyokan kepada Hedi hanya menampar dan juga melempar ponsel.
“Sekali lagi tidak ada hubungan dengan politik tapi murni masalah pribadi,” ujar Toto yang mengaku tengah di Polres Kuningan. (agus)