KUNINGAN (Mass) – Pemerintah Kabupaten Kuningan melalui Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kuningan saat ini tengah fokus mengembangkan tiga objek wisata alam yang terbilang cukup baru. Pasalnya, ketiga objek wisata baru yaitu Bukit Panembongan Desa Tembong Garawangi, Warajimun Desa Pekembangan Garawangi, sertq Cadas Gantung Desa Citundun Ciwaru kian hari semakin banyak dikunjungi para wisatawan.
“Kami saat ini sedang melengkapi sarana dan prasana agar objek wisata itu bisa diluncurkan secepatnya. Meski saat ini sebenanrya sudah dikunjungi oleh warga,” ucap Administratur KPH Kuningan, Ir Aries Indra Supartha MSi kepada kuninganmass.com saat memberikan keterangan pers, Minggu (17/4).
Dikatakan, untuk semua objek wisata baru itu masing-masing menawarkan keunikan dengan keindahan pemandangan tersendiri. Misalnya saja panorama Panembongan, pihaknya akan membangun rumah pohon, flying fox, paint ball, campig ground dan banyak lagi. Begitu juga di Warajimun ingin fokus ke olahraga paralayang.
“Untuk Bukit Panembongan kami targetkan pada bulan April ini sudah dilaunching, sehingga warga yang akan berkunjung sudah bisa menikmati. Tentu, selain penentuan tarif masuk adalah tarif yang lainnya, juga tidak kalah penting sarana dan prasana pendukung. baik itu warung-warung maupun tempat ibadah,” ujarnya.
Terlebih, sejauh ini pihaknya mencatat ada 200 kunjungan wisatawan ke pesona alam Panembongan dalam satu hari. Bahkan, jika akhir pekan tiba bisa mencapai ribuan karena memang panorama alam yang diauguhkan sangat bagus dan membuat pengunjung tenang dan senang.
“Untuk akses jalan memang saat ini belum bisa masuk roda empat, hanya roda dua. Akses jalan yang ada juga merupakan tanah warga yang dihibahkan, dan kondisinya juga belum diaspal. Kami tengah berbenah agar objek wisata baru ini menjadi adalan Perhutani kedepannya. Untuk maju, potensinya sangat terbuka,” tandasnya.
Dijelaskan, untuk wahana di bukit Panembongan sendiri saat ini telah disedikan tiga menara. Dua diantaranya sudah dipergunakan yakni menara guluduk dan menara lebay. Disebut menara guluduk karena ketika dibangun menara, terdengar suara petir. Sedangkan menara lebay, karena jalannya berbulak belok sehingga disebut lebay.
“Lalu, untuk ketiga menara itu, dalam tingkat pengamanannya juga terus ditingkatkan. Terutama pengingkat bambu agar tidak lepas,” tegasnya.
Sebab menurutnya, kalau sampai lepas tali pengaman tower otu akan membahayakan para pengunjung. Apalagi, ketinggian menara lebih dari 7 tujuh meter. Pihaknya juga meminta restu dan doa warga masyarakat Kuningan, agar ketiga objek wisata itu cepat kelar.
“Adapun untuk Buper Pakembang sebagai salah satu objek wisata lama, juga terus ditata agar semakin berkembang,” pungkasnya. (andri)