KUNINGAN (MASS) – Sebagai bagian dari tim pelaksanaan pengadaan tanah untuk JLTS (jalan lingkar timur selatan), Kabid Binamarga Dinas PUTR Kuningan, Teddy Sukmajayadi ST MSi menanggapi soal banyaknya pejabat yang punya tanah di area JLTS.
“Sampai detik ini belum ada satupun pejabat yang koordinasi dengan saya masalah lahan,” kata Teddy kala dikonfirmasi Kamis (20/7/2023)
Dia mengaku trase jalan ada di bidangnya. Namun dirinya menegaskan, tidak ada intervensi dari siapapun. Kalau ada kabar trase atau penlok diintervensi mengikuti selera tokoh, Teddy membantahnya.
“Saya berkaca pada JLTU (lingkar utara). Penlok harus sesuai koridor spek teknis. Jangan diganggu oleh kepentingan pribadi,” tandasnya.
Kalau ada pejabat yang membeli tanah di area JLTS, ia mengaku tak ada urusan. Sebab rencana JLTS sebetulnya sudah terpublikasi sejak awal. Tak heran jika banyak orang membeli tanah, bukan hanya pejabat melainkan pula para pengusaha.
“Ke masyarakat kan sudah sosialisasi sejak awal. Trase juga terinformasikan. Kalau mau nanya, gampang lah tinggal ke pamong. Tapi itu belum trase jadi. Karena penlok resminya baru keluar September 2022,” terangnya.
Jika banyak orang, termasuk pejabat yang membeli tanah di sana sebelum September, mereka pun belum tahu kedepannya bakal berada di pinggir jalan atau tidak. Bahkan belum tahu juga kemungkinan tanahnya malah akan habis terbabat jalan.
“Itu kan spekulasi. Mungkin mumpung harganya masih murah. Ya itu sah-sah saja. Kaitan benturan kepentingan, itu kalau tanahnya dibeli pejabat. Tapi gak ada yang menghubungi saya, dan tidak akan mengintervensi trase/penlok,” aku Teddy.
Meski tahu lokasi, Teddy juga mengaku tidak tertarik untuk membeli tanah di sana dengan pertimbangannya sendiri. Yang jelas dirinya menegaskan, tidak ada pejabat yang mengintervensi penlok/trase.
“Sebetulnya saya tuh seringnya degdog (ribut argumen, red) sama konsultan perencana. Kami sebetulnya ingin supaya jalur JLTS banyak melewati tanah bengkok biar menekan anggaran. Tapi konsultan ga mau karena mengacu pada spesifikasi kebinamargaan,” ungkapnya. (deden/bersambung)