KUNINGAN (MASS) – Menejer Alsada FC, Anang atau yang akrab disapa Bonang, salah satu tim sepakbola asal Kuningan, bicara banyak soal perjalanan Alsada FC di berbagai pertandingan.
Bonang, bahkan menceritakan sekilas bagaimana saat turnamen PP Cup pernah berselisih dengan tim yang diisi Wabup M Ridho Suganda. Saat itu Alsada FC akhirnya jadi juara.
Cerita itu, diutarakan Bonang dalam podcast Kuningan Mass Channel yang sudah tayang di Youtube.
“Alsada, kadang dikira namanya berbau keagamaan. Padahal sebetulnya singkatan Alumni Salapan Dalam dari SMP Garawangi,” ujarnya menerangkan.
Dikatakan, Alsada awalnya terbentuk pada tahun 2018 sebagau wadah berkumpul alumni. Bukan hanya tim bola, kedepannya pihaknya bahkan ingin memiliki ssb dan sistem yang lebih baik.
“Harapannya begitu (punya SSB), tapi kita tidak punya pendanaan tetap. Kalo mau bentuk SSB, harus kuat dulu financialnya. Jangan sampe nanti bahkan pelatih malah gagal terbayar,” kata Bonang.
Percakapan itulah yang akhirnya membawa pada isu gagal bayar Pemda. Menejer Alsada FC itu mengaku, ikut prihatin ada isu gagal bayar Pemda ke mitra kerjanya.
“Apapun itu ceritanya (diksi gagal atau tunda bayar), tapi belum terbayarkan. Tunda bayar itu kalo di tahun yang sama, mungkin iya. Tapi kan kalo harus tahun berikutnya (berarti) dari APBD baru. (Padahal proyek itu) harusnya kan selesai di anggaran tahun 2022,” tuturnya.
Lelaki yang banyak beraktifitas di luar kota itu mengatakan, harusnya Pemkab isaat merencanakan sesuatu, sudah “terparkir” dulu anggaranya.
Bupati baiknya meminta informasi rencana pendapatan dengan akurasi yang baik. Begitu juga, harus ada komunikasi bagus antara Pemda dan Banggar DPRD. SKPD terkait juga, kinerja dan memperkirakan pendapatannya jangan asal bapak senang.
Bonang menyebut contoh yang dianggap kurang realistis. Tahun ini misalnya, target pendapatan sampai 5,5 Milyar. Padahal, tahun lalu saat target 1,2 Milyar saja, terealisasinya hanya 650jutaan. Peningkatan target itu, terlalu jauh.
“Terobosan silahkan, tapi ya realistis juga. Target mah sah-sah saja. (Tapi apakah wajar?) Kewajaran itu berdasarkan analisa juga, targetmah 10 M boleh, sekalian 100 M,” kata Bonang.
Tapi, dengan target pendapatan tinggi di APBD, lanjut Anang, justru bisa membuat khwatir ujung-ujungna jadi gagal bayar. Kalo sampai nanti realisasinya 1 M misalnya, akan sangat berpengaruh pada neraca pendapatan dan belanja.
“Itu tanggapan aja, contoh,” kata Bonang.
Di tengah wawancara, Bonang juga sempat membahas banyak hal. Namun, di akhir obrolan kembali lagi bicata perihal Alsada FC, apalagi kemarin sempat menyabet juara.
“Kalo misalkan ada lagi turnamen (siap ikut lagi). Mudah-mudahan tahun ini ada event lagi,” kata Anang.
Dijelaskannya, Alsada FC bukan hanya bergerak di sepakbola saja. Pihaknya juga bergerak di bidang sosial. (eki/deden)
Video Podcast :