KUNINGAN (MASS) – Nahdlatul Ulama (NU), adalah organisai kemasyarakatan (ormas) Islam yang berpotensi besar untuk terus bermartabat dan selalu moderat.
Hal tersebut, disampaikan tokoh agama muda Dr KH Aang Asy’ari Lc M Sc menjelang waktu ‘regenerasi’ kepengurusan PC NU Kuningan, Konpercab XVIII, yang akan digelar dalam waktu dekat.
“Moderasi bukanlah hal yang baru dikampanyekan NU Sejak awal berdirinya, NU sudah memilih jalur moderat,” ujar Kyai Aang, Rabu (10/8/2022).
Kyai Aang menjelaskan, risalah Ahlussunnah wal Jama’ah, Hadratusy Syaikh KH. Hasyim Asy’ari, pendiri NU, meneranhkan mazhab Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang dipegang NU adalah mazhab Islam Washatiyah.
“Hal itu tertuang dalam fikih Imam Syafi’i, dalam akidah mengambil dari Imam Asy’ari, dan dalam tasawuf mengambil dari Imam Ghazali,” ungkapnya.
Sekretaris PCNU ini kemudian mengungkapkan bahwa isu tentang moderatisme Islam menjadi tren belakangan ini.
Terutama di tengah maraknya radikalisme yang bisa membahayakan kedaulatan nasional, kepentingan ekonomi, nilai-nilai budaya, dan identitas nasional.
“Saya meyakini NU sebagai organisasi moderat tidak sehaluan dan tidak memberi ruang bagi adanya ideologi yang bertentangan dengan pandangan Negara Pancasila ,” ujar Kyai Aang.
Salah satu karakter moderasi Islam, lanjut Kyai Aang, adalah rahmatan lil ‘alamin. Ia berharap visi itu tidak hanya berhenti dalam ucapan dan jargon semata, tetapi menjadi laku tindakan nyata.
Visi ini dalam konteks tingkat Kabupaten Kuningan terlebih ke-Indonesiaan adalah menjadi pengawal Pancasila, UUD 45, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Dengan begitu, NU akan bermartabat dan menjadi corong agama dan Indonesia dalam mempertahankan NKRI,” pungkasnya. (eki)