Connect with us

Hi, what are you looking for?

Kuningan Mass

Netizen Mass

Regsosek 2022, Mengubah Pengentasan Kemiskinan Dengan Budaya Jujur

KUNINGAN (MASS) – Menurunkan angka kemiskinan adalah agenda prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN 2005-2025). Agenda Pembangunan Milenium ini menjadi selaras, dimana 189 negara mengadopsi kesepakatan tersebut dan lahir dari kesepakatan 147 kepala pemerintahan dan kepala negara pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Millenium di New York, September 2000.

Deklarasi ini diberi tajuk “Tujuan Pembangunan Millenium” (Millenium Development Goals – MDGs), yang terdiri dari 8 tujuan: (1) Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan ekstrim; (2) Mewujudkan pendidikan dasar untuk semua; (3) Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan (4) Menurunkan angka kematian anak; (5) Meningkatkan kesehatan ibu hamil; (6) Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya; (7) Memastikan kelestarian lingkungan; dan (8) mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan. Target kualitatif dan kuantitatif diukur menjadi delapan tujuan utama, mulai tahun 1990 dan diharapkan tercapai pada tahun 2015 (BPS dan UNICEF, 2009).

Pendekatan dalam penanggulangan kemiskinan selama ini dinilai masih banyak kekurangan, diantaranya: pertama, masih berorientasi pada aspek ekonomi daripada aspek lain kemiskinan multidimensional; kedua, lebih bernuansa karitatif (bantuan sosial) daripada produktivitas; ketiga, tidak memposisikan masyarakat miskin sebagai subjek tapi objek; keempat, pemerintah masih harus menjadi penguasa dengan program terpusat yang seragam, top- down sehingga ada keselarasan program dalam pelaksanaannya) daripada hanya sekedar menjadi fasilitator.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Wajah kemiskinan yang multidimensional memerlukan pendekatan yang seimbang antara ekonomi dan non ekonomi. Dengan kata lain, prioritas pada pemenuhan kebutuhan pokok memang perlu, namun perlu juga faktor non teknis mendapatkan perhatian dalam pengentasan kemiskinan. Dalam pengentasan kemiskinan perlu strategi yang terarah dan mampu mengikis nilai-nilai budaya yang negatif seperti apolitis, fatalistik, apatis, merasa tidak berdaya, dan lain-lain (Huraerah, 2005).

Kajian-kajian yang membahas tentang hambatan-hambatan budaya dalam penanggu-langan kemiskinan belum banyak dilakukan. Padahal, faktor kultural (budaya) memiliki andil yang relatif seimbang dengan faktor struktural sebagai penyebab kemiskinan di Indonesia. Budaya kemiskinan menjadi penting untuk dilakukan pengkajiannya mengingat program anti kemiskinan lebih efektif digulirkan jika sejalan dengan budaya yang berlaku di masyarakat melalui pendayagunaan potensi, sumberdaya dan budaya yang berdasarkan pada kearifan lokal penduduknya (Royat, 2007).

Oscar Lewis mengidentifikasi budaya kemiskinan merupakan suatu adaptasi atau penyesuaian dan reaksi kaum miskin terhadap kedudukan marginal mereka dalam masyarakat yang berstrata kelas, sangat individualistis berciri kapitalistik, yang kemungkinan besar dimiliki oleh kelompok masyarakat yang berstrata rendah dan mengalami guncangan yang hebat dikarenakan terjadinya perubahan sosial yang drastis dan bersifat tiba-tiba. (Lewis, 1959). Budaya kemiskinan ini dijalankan dan dilakukan secara turun-temurun antar generasi, sehingga menghambat kelompok tersebut untuk keluar dari garis kemiskinan, dan ini menjadi ciri-ciri yang khas dari masyarakat yang memiliki budaya kemiskinan.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Masalah kemiskinan dalam sudut pandang kultural (budaya) bukan hanya terkait dengan masalah kelangkaan sumber-sumber ekonomi, ketidakadilan distribusi sarana produksi, atau dominasi akses modal finansial oleh golongan tertentu saja. Di samping kendala struktural, masalah kemiskinan menyangkut sikap mental, pola perilaku, dan pilihan sikap yang berasal dari state of mind (pola pikir dan sikap mental) yang tak mampu berjalan beriringan dengan semangat perubahan, kemajuan, dan peningkatan status serta kualitas kehidupan. Kajian antropologi pembangunan memunculkan sebuah ungkapan: “poverty is a state of willingness rather than scarcity” (kemiskinan lebih pada masalah kemauan daripada kelangkaan sumber daya).

Tantangan paling berat dalam upaya penanggulangan kemiskinan adalah ada pada kemampuan pemerintah mengubah budaya masyarakat yang lekat dengan kemiskinan, atau Oscar Lewis menyebutnya sebagai Culture of Poverty (budaya kemiskinan). Lewis memberi penegasan tentang budaya kemiskinan (Suparlan, 1984): “Lebih mudah menghapuskan kemiskinan daripada budaya kemiskinan.”

Menurut Lewis, Culture of Poverty bisa dimaknai sebagai suatu sub-kebudayaan hasil adaptasi dan reaksi kaum miskin terhadap kedudukan marginal mereka dimana kebudayaan tersebut cenderung melanggengkan dirinya dari generasi ke generasi. Kebudayaan tersebut mencerminkan upaya mengatasi keputusasaan dari keinginan untuk sukses di dalam kehidupan sesuai dengan nilai dan tujuan masyarakat yang lebih luas. Ia berpandangan bahwa kemiskinan bukan hanya masalah kelumpuhan ekonomi, disorganisasi atau kelangkaan sumber daya, melainkan muncul sebagai sikap mental yang kurang mampu mengikuti perubahan.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Pemaknaan atas budaya kemiskinan di Indonesia pada era sekarang ini berkaitan erat dengan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan. Pemberian berbagai program bantuan sosial yang bersifat charity sesungguhnya benar-benar ditujukan bagi orang miskin agar terpenuhi hak-hak dasarnya dan menjadi lebih berdaya lepas dari budaya kemiskinan yang membelenggu mereka. Namun, pilihan kebijakan penanggulangan kemiskinan semacam ini ternyata memunculkan fenomena baru tentang budaya kemiskinan.

Sugeng Harianto (2015) dalam sebuah penelitian di Jawa Timur menemukan fakta menarik tentang budaya kemiskinan. Program-program anti kemiskinan selama ini selain tidak efektif menurunkan jumlah orang miskin, justru memunculkan kemiskinan baru dengan adanya fenomena kalangan tertentu yang “memiskinkan diri”. Sebagian kalangan masyarakat seolah-olah berpura-pura miskin agar mendapatkan bantuan pemerintah.

Kebiasaan ini membudaya dan menjadi suatu bentuk pilihan adaptasi yang rasional dalam upaya mengatasi kemiskinan. Namun, sesungguhnya di balik itu, sikap ini merupakan bentuk kecemburuan sosial ketika merespon program-program penanggulangan kemiskinan dari pemerintah yang bersifat karitatif dan langsung. Bahkan respon ini juga dikaitkan dengan hak dan kewajiban sebagai warga negara (Harianto, 2015).

Advertisement. Scroll to continue reading.

Kajian lain terhadap pengaruh nilai-nilai budaya terhadap kemiskinan diantaranya dilakukan oleh antropolog terkemuka Indonesia, Koentjaraningrat. Ia menyebut beberapa budaya kemiskinan sebagai mentalitas yang berkembang dalam masyarakat Indonesia, seperti masyarakat yang pasrah dengan keadaannya (nrimo ing pandum) dan menganggap bahwa mereka miskin karena faktor keturunan, yang tidak bisa diubah (takdir). Beberapa mentalitas dominan bangsa Indonesia menurut Koenjtaraningrat, yaitu: (1) Meremehkan waktu; (2) Suka menerabas; (3) Tidak percaya diri; (4) Tidak disiplin; (5) Suka mengorbankan tanggung jawab (Koentjaraningrat, 1983).

Beberapa karakter nilai budaya yang diungkapkan para ilmuwan sosial tersebut perlu dimaknai ulang dalam era modern sekarang ini. Mengatasi budaya yang dominan itu, perlu diciptakan “budaya tanding”, yaitu memunculkan sebagian dari populasi suatu masyarakat yang secara kuat menganut atau memeluk satu atau lebih nilai-nilai budaya yang berbeda dengan nilai-nilai yang ada dalam kebudayaan yang dominan (Sujono, 2013).

Budaya tanding dalam konteks nilai-nilai budaya kemiskinan, bisa dimunculkan beberapa di antaranya: (1) Budaya hipokrit dilawan dengan budaya jujur dan lugas; (2) Budaya feodal dilawan dengan budaya egaliter; (3) Budaya meremehkan waktu dilawan dengan budaya menghargai waktu (time is money); (4) Budaya suka menerabas dilawan dengan budaya antri; (5) Budaya ceroboh dilawan dengan budaya disiplin. Beberapa nilai budaya ini bisa menjadi bekal awal pemahaman akan potensi nilai-nilai budaya yang lebih progresif mendorong kemajuan.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Upaya penanggulangan kemiskinan lebih bernilai strategis dengan melibatkan keluarga miskin dan komunitasnya untuk secara mandiri mengatasi masalah berangkat dari potensi wilayah dan budaya lokal yang mereka miliki. Pemaknaan ulang atas nilai-nilai budaya dalam masyarakat bisa dimulai dari identifikasi atas potensi lokal yang selaras dengan semangat pemberdayaan masyarakat. Input dari luar yang masuk dalam proses pemberdayaan harus mengacu pada kebutuhan dan desain aksi yang dibuat oleh keluarga miskin itu sendiri bersama komunitasnya. Proses ini dilakukan melalui dialog yang produktif agar sesuai dengan konteks potensi wilayah dan budaya lokal masyarakat setempat.

Kegiatan Registrasi Sosial Ekonomi tahun 2022

Kegiatan ini dengan tujuan mencatat untuk membangun negeri; Satu Data Program Perlindungan Sosial dan Pemberdayaan Masyaratat. Kegiatan yang ditujukan untuk melakukan pendataan terkait kondisi sosial ekonomi penduduk / rumahtangga secara menyeluruh di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kegiatan pendataannya akan dilakukan pada bulan Oktober sd Nopember 2022.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Butuh kejujuran dari setiap pelakunya, baik petugas dan responden kegiatan Regsosek ini. Tanpa kejujuran dari ke dua pihak tersebut terutama responden (notabene adalah rumahtangga) di wilayah NKRI tentunya akan sangat sulit bagi negara / pemerintah untuk melakukan program yang dapat dan mampu menciptakan perlindungan sosial yang baik dan pemberdayaan masyarakat yang berhasil guna.

Kepada seluruh warga Negara Kesatuan Republik Indonesia di manapun berada dimohon perkenannya untuk dapat memberikan jawaban yang jujur dan sesuai dengan realitasnya. Sukses Regsosek menjadi awal sukses dari program perlindungan sosial di negeri kita tercinta.

Written by : Asep Hermansyah, S.ST
Statistisi Ahli Muda, di BPS Kabupaten Kuningan

Advertisement. Scroll to continue reading.
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement
Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – “Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”. Sebuah kalimat legenda yang dipekikkan oleh bapak bangsa, Bung Karno, dalam rangka memotivasi...

Culinary

KUNINGAN (MASS) – Status sebagai pandemi dari kondisi penyebaran corona virus desease atau disingkat dengan Covid-19 ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mulai...

Netizen Mass

(Sebuah Masukan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Petani Di Kabupaten Kuningan) KUNINGAN (MASS) – Dalam sejarahnya sektor pertanian selalu menjadi sektor yang banyak diperbincangkan dalam berbagai...

Netizen Mass

Kelihatannya semua itu mustahil sampai semuanya terbukti (Nelson Mandela) KUNINGAN (MASS) – Setiap manusia pasti memiliki cara memandang segara sesuatu, jelas ini bersifat menyeluruh...

Netizen Mass

“You can’t always get what you want. But if you try sometime, you’ll find, you get what you need” – the Rolling Stones. KUNINGAN...

Netizen Mass

Kekuatan alami dari menyusui adalah salah satu keajaiban dunia. Ini tentang cinta yang sebenarnya dan menjaga serta merayakan kebahagiaan dalam memelihara kehidupan baru. Ini...

Netizen Mass

“Tidak sepatutnya seseorang merasa aman tentang dua hal; KESEHATAN dan KEKAYAAN” Ali Bin Abi Thalib KUNINGAN (MASS) – Bangsa Indonesia sebagai sebuah bangsa yang...

Netizen Mass

“Tiada suatu pemberian yang lebih utama dari orang tua kepada anaknya selain pendidikan yang baik”. Muhammad Rasulullah SAW. KUNINGAN (MASS) – Diperkirakan butuh 15...

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Peran kategori pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kuningan sejak tahun 2010 sd 2019 menempati kategori juara dari keseluruhan...

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Apabila Anda merupakan pegawai yang karena pandemi Covis-19 termasuk yang harus kerja dari rumah, tentu Anda akan sangat mungkin bisa mengatur tentang...

Government

KUNINGAN (MASS)- Untuk menghadapi Sensus Penduduk 2020 secara online yang digelar tanggal 15 Februari 2020, BPS Kuningan pada Jumat (14/2/2020) menggelar Apel Siaga Sensus...

Netizen Mass

Studi Tentang Rancangan Strategi Pemberdayaan Aktifitas Potensi Ekonomi Masjid, Sebagai Jalur Alternatif Pengentasan Kemiskinan Di Kabupaten Kuningan Pengalaman pembangunan ekonomi Indonesia yang dijalankan berdasarkan...

Government

KUNINGAN (MASS)- Sensus penduduuk ke 7 akan mulai pada tanggal 15 Februari 2020. Agar kegiatan ini berlangsung lancar, Kamis (23/1/2020) digelar kegiatan Sosialisasi Penduduk...

Netizen Mass

(Pengamatan terhadap hasil pertanian tanaman pangan 2018 s.d. 2019) KUNINGAN (MASS) – Sejak abad ke-18 negara-negara di Eropa Barat telah memulai perlombaan dengan negara...

Netizen Mass

“Jika yang Anda lakukan usaha yang biasa-biasa saja, jangan Anda berharap mendapat hasil yang luar biasa” KUNINGAN (MASS) – Kegiatan Sosialisasi Sensus Penduduk 2020...

Government

KUNINGAN (MASS) – Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Kuningan memberikan penghargaan kepada Satker Mitra dengan nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) Terbaik Tahun 2019....

Education

KUNINGAN (MASS) – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kuningan menggelar Sosialisasi Sensus Penduduk 2020 di Kalangan Mahasiswa Universitas Kuningan. Sosialiasi ini digelar di Gedung...

Government

KUNINGAN (MASS) – Kondisi ketersediaan data kependudukan pada saat ini, seiring dinamika pergerakan penduduk yang semakin cepat, tidak jarang membuat beberapa kebijakan yang dihasilkan...

Economics

PENGERTIAN PRODUK REGIONAL BRUTO (PDRB) (Syahrullah Dio, 2012). Semua barang dan jenis jasa sebagai hasil dari hasil kegiatan-kegiatan perekonomian yang aktifsuatu diwilayah domestik tanpa...

Economics

KUNINGAN (MASS) – llmu ekonomi memberikan gambaran tentang konsumsi dapat diartikan sebagai penggunaan barang dan jasa untuk memenuhi kepuasan akan kebutuhan dasar manusia sebagai...

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Setiap orang mendambakan hidup tentram dan terhindar dari tindak kejahatan. Namun tak bisa dipungkiri bahwa kejahatan selalu ada disekitar kita dan...

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Pembangunan adalah sebuah proses tanpa henti yang dilakukan untuk menjadikan suatu daerah mencapai tujuan terciptanya kesejahteraan masyarakat. Dalam pemerintahan peran dari...

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Pembangunan perdagangan merupakan salah satu kegiatan di bidang ekonomi yang mempunyai peran strategis dalam rangka pembangunan yang berwawasan nusantara. Sektor perdagangan...

Health

KUNINGAN (MASS) – Waktu belum juga menunjukkan jam 04.00 saat adzan shubuh di sekitar wilayah Kuningan berkumandang dari loudspeaker masjid. Ya, suara itu yang...

Health

KUNINGAN (MASS) – Kegemukan atau obesitas saat ini semakin banyak dialami masyarakat. Pola hidup tak sehat seperti kurang bergerak dan asupan makanan berlebih, membuat...

Health

KUNINGAN (MASS) – Salah satu Indikator Kesejahteraan rakyat yang secara kasat mata dapat diukur adalah dengan melihat ketersediaan dan terpenuhinya kebutuhan dasar dan pokok...

Government

Sejarah Pembangunan Jalan Tol Cikopo Palimanan Pembangunan adalah suatu upaya perubahan yang berlandaskan pada suatu pilihan pandangan tertentu yang tidak bebas dari pengalaman (sejarah),...

Advertisement