KUNINGAN (MASS) – Aksi yang dilakukan ratusan, bahkan sampai ribuan mahasiswa yang tergabung dalam aliansi mahasiswa Kuningan di Gedung DPRD Kuningan, Senin (11/4/2022) selesai menjelang waktu berbuka puasa.
Mahasiswa dari berbagai kampus di Kuningan ini, mulai menggelar aksi dengan long march dari Jl Cut Nyak Dien – Ciporang – sampai ke Ancaran. Massa datang ke gedung DPRD sekitar pukul 14.00 WIB.
Massa aksi sendiri, datang dengan yel-yel dan teriakan-teriakan plus spanduk. Mahasiswa, datang dengan menggunakan almamater masing-masing.
Adapun di gedung DPRD, sudah siaga aparat dari kepolisian siap mengamankan kegiatan. Selain Polres Kuningan, terlihat juga Kodim 0615 Kuningan, Brimob, Satpol PP, Dishub, Kesbangpol, Dinas Kesehatan, BPBD dan pihak keamanan lainnya.
Bahkan, terlihat juga mobil penyemprot air sudah siap di sekitaran lokasi demo dari UPT Damkar Kuningan.
Di pihak mahasiswa, massa aksi yang membentang di Jalan RE Martadinata itu, kemudian mengerubungi gerbang DPRD Kuningan. Satu persatu, perwakilan dari 5 kampus yang siap menandatangani fakta integritas melakukan orasi dan aspirasi.
Massa aksi dari berbagai kampus di Kuningan itu, sempat ditemui pimpinan DPRD Nuzul Rachdy (PDI), H Ujang Kosasih (PKB) dan H Kokom (PKS).
Terlihat juga hadir menemui massa aksi, anggota DPRD Deki Z (Gerindra), Elin (PDIP) Yaya (PKS), M Apif (PKB) Jajang Jana (PKS), Rani (Demokrat), Dede Sudrajat (PKS), Abdul Jafar Sidik (PAN), dan Toto (PPP).
Aksi terus berlanjut dengan orasi satu persatu. Mereka, menyampaikan keberatannya terutama soal wacana perpanjangan masa jabatan presiden, baik itu penundaan pemilu, maupun wacana tiga priode.
Baca : https://kuninganmass.com/siang-ini-5-kampus-kuningan-akan-kepung-gedung-dprd-ini-tuntutannya/
Aksi di tengah bulan puasa, dengan cuaca yang terik itu, diwarnai teriakan aspirasi dan orasi. Mahasiswa, sebagian terlihat tidak berpuasa. Sebagian ada juga yang berteduh tidak kuat. Namun sebagian lagi, tetap memilih bertahan.
Aksi sempat memanas saat akan dilakukan penandatanganan fakta integritas dari pihak DPRD. Masa aksi, meminta untuk masuk kawasan gedung DPRD.
Setelah nego-nego yang cukup panas. Peserta aksi akhirnya diijinkan masuk dengan perjanjian tidak akan ricuh. Massa aksi yang membludak, akhirnya difilter sesuai almamaternya masing-masing.
Alhasil, yang tidak memakai almamater tetap di jalan. Melalukan aksi lain, membaca puisi. Sebagian, terlihat juga memungut sampah.
Kebanyakan yang masuk kawasan gedung pun, terpecah lagi. Akhirnya, selain di luar, sebagian pewakilan mahasiswa masuk ke ruang paripurna untuk dialog lebih lanjut.
Kemudian, di gedung itulah bisa dilakukan penandatanganan Fakta Integritas. Penandatanganan, kemudian diumumkan ke peserta aksi di luar secara terbuka. Selain pimpinan DPRD, para ketua fraksi ikut melakukan penandatanganan.
Ketua DPRD Nuzul Rachdy, ditemani anggota lainnya yang turut menandatanganan, serta disaksikan seluruh mahasiswa, menjamin apa yang disuarakan mahasiswa akan disampaikan DPRD Kuningan ke DPR RI.
Sayangnya, karna sejak masuk kawasan gedung DPRD pesertanya difilter, selain yang tidak beralmamater tidak bisa masuk, sebagian kecil mahasiswa juga terlihat memilih pulang duluan.
Untuk diketahui, pengumuman kesanggupan DPRD menyampaikan aspirasi itu, dilakukan di akhir aksi menjelang maghrib. Setelah itu, secara resmi aksi berhenti. Massa aksi bubar dengan sendirinya.
Meski sempat panas, aksi sendiri dari awal sampai akhir berjalan lancar. Tuntutan aliansi yang disampaikan pun, ditandatangani DPRD untuk diserahkan sesegera mungkin, dan jadi bahan pertimbangan di DPR RI.
Salah satu koordinator BEM Handika, saat diwawancarai menyebut bukan aksi yang dipaksakan tapi datang dari mahasiswa.
“Nanti kalo tidak terpenuhi akan ada gelombang susulan,” ujarnya. (eki)