KUNINGAN (MASS) – Ada ungkapan yang sering didengar, jika seseorang terpakai kompetensi dan kepribadian pada satu organisasi maka ia juga akan terpakai pada organisasi yang lain.
Dari ungkapan itu maka sering kali didapatkan orang yang yang sibuk dengan berbagai kegiatan di banyak tempat sementara ada orang yang sangat tidak sibuk karena memang tidak ada organisasi yang mau bekerjasama dengan orang itu.
Hal ini memberikan makna untuk itu bahwa, seseorang karena kompetensinya akan banyak memberikan manfaat dan yang tidak mempunyai kompetensi kurang memberikan manfaat baik organisasi maupun untuk masyarakat. Tentu saja, dalam hidup kita kita ingin memberikan manfaat yang besar untuk masyarakat.
Untuk dapat memberikan manfaat yang banyak kepada masyarakat, pasti ada resiko yang akan didapatkan atau menjadi konsekwensinya. Lelah, diantara konsekuensi yang paling dekat dan banyak dialami oleh para penggiat kemasyarakatan. Demikian juga, jika suami atau isteri sama-sama aktif untuk masyarakat maka lelah itu akan menjadi suasana keluarga.
Konsekuensi lebih jauhnya, jika keterlibatan semakin baik dengan masyarakat maka kita pun akan semakin dituntut untuk menyesuaikan agar tetap seimbang antara khidmat untuk masyarakat dan khidmat dalam keluarga.
Semakin banyaknya amanah untuk kemaslahatan masyarakat semakin memberikan ruang untuk memberikan manfaat dan itulah nilai hidup kita. Manfaat yang besar atau kecil sekalipun tetap punya pengaruh baik untuk kehidupan membangun masyarakat. Nilai hidup dengan memberikan manfaat besar untuk masyarakat juga untuk keluarga menjadi impian banyak orang para perindu kebaikan.
Tantangannya adalah bagaimana membuat keseimbangan dalam memberikan manfaat, seimbang kepada keluarga dan masyarakat karena keduanya adalah nilai yang sama-sama penting untuk dilakukan dan tidak saling mengalahkan.
Salah satu kunci untuk menyeimbangkan itu adalah ketulusan. Rasa tulus menjalankan manfaat untuk keluarga dan masyarakat akan memberikan keringanan dalam hati dan pikiran juga akan menghilangkan kelelahan serta tergantinya kelelahan itu dengan rasa tentram.
Rasa tentram itu muncul dari ketulusan dan berserah diri pada Sang Maha Kuasa. Semoga ketulusan dalam menjalan tugas keluarga dan masyarakat menjadi pembuka ketulusan kita pada aspek-aspek kehidupan lainnya.***
Kokom Komariyah