KUNINGAN (MASS) – Setiap langkah untuk menuju kesuksesan atau cita-cita yang besar hampir selalu beriringan dengan banyak ujian. Beragam ujian yang akan mengiringi itu, sangat bervariasi dan kita tak bisa memilih bentuk serta jenis apa ujian yang mengiringi cita-cita itu.
Dalam kondisi itu, setiap pribadi akan teruji akankah ia berhasil melewati ujian-ujian itu ataukah sebaliknya. Maka, setiap keberhasilan identik juga dengan seberapa kuat ia mampu menyelesakan setiap ujian yang mengiringi kesuksesannya.
Pada kondisi menghadapi ujian menuju kesuksesan, pada posisi itu keluarga adalah orang terdekat yang akan menemani menghadapi ujian-ujian itu. Anggota keluarga, mungkin tak mempuyai cita-cita kesuksesan yang sama namun mereka seakan mendapat dampak atas cita-cita yang sedang diperjuangkan dan seakan mendapat resiko untuk sebuah cita-cita diri kita.
Anggota keluarga juga akan menjadi lingkaran terdekat untuk diskusi, berkeluh kesah serta orang yang dibutuhkan untuk memberikan support.
Pada sisi lain, angota keluarga pun berhadapan dengan suasana yang sama dengan diri kita. Ia juga punya cita-cita untuk diperjuangkan dan juga punya ujian untuk mencapainya. Maka berhadaplah diri kita untuk mengkompromikasi keadaan, pada satu sisi kita menghadap ujian disisi lain kita juga menjadi sandaran orang dekat dari anggota keluarga untuk mencapai cita-cita mereka semua.
Lalu dimanakah titik temu, semua keinginan, kepentingan, kebutuhan dan juga penyelesian ujian-ujian kesukses itu? Titik temunya adalah pada doa keluarga. Doa keluarga adalah pertemuan yang agung dalam keluarga. Dengan doa, semua kepentingan ujian itu seakan berada dalam satu genggaman yang terpadukan. Doa yang membuat keluarga sangat tabah menghadapi berbagai ujian sekaligus di dalamnya ada harapan dan sarana mendapat pertolongan dariNya.***
Penulis: Kokom Komariyah (Wakil Ketua DPRD Kuningan)