KUNINGAN (MASS) – llmu ekonomi memberikan gambaran tentang konsumsi dapat diartikan sebagai penggunaan barang dan jasa untuk memenuhi kepuasan akan kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk hidup. (the use of goods and service in the satisfaction of human wants).
Konsumsi juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk memanfaatkan secara optimal akan nilai daya guna suatu benda, barang maupun jasa, untuk memenuhi kebutuhan dasar dan kepuasan optimal secara langsung dan bisa diperbaharui.
Konsumsi dapat dianggap sebagai maksud serta tujuan yang esensial dari produksi. Dalam hal ini produksi memiliki arti sebagai bahan/alat bagi konsumsi. Produksi akan selalu masih diperlukan sejauh konsumsi masih ada. Akan tetapi, logika ini tidak dapat berlaku sebaliknya, yakni tidak dapat dikatakan bahwa apabila produksi berhenti, konsumsi harus berhenti pula. Artinya konsumsi akan terus ada walaupun produksi tidak ada. (Rosyidi 2005; 163).
Produksi untuk konsumsi memberikan pengertian bahwa produksi merupakan hasrat manusiawi yang akan selalu ada selama manusia tersebut hidup dan bersosialisasi. Kenapa harus bersosialiasi, karena produktifitas sering dan sangat mungkin tidak dapat dilakukan secara sendiri tanpa bantuan manusia lainnya sebagai makhluk sosial.
Dalam perkembangannya konsumsi diartikan sebagai pembelanjaan barang dan jasa oleh rumah tangga. Barang mencakup pembelanjaan rumah tangga pada barang yang tahan lama, seperti kendaraan dan perlengkapan rumahtangga, dan barang tidak tahan lama seperti makan dan pakaian. Jasa mencakup barang yang tidak wujud konkrit, seperti potong rambut dan kesehatan. Pembelanjaan rumah tangga atas pendidikan juga dimasukkan sebagai konsumsi jasa (Mankiw 2003; 11).
Keynes menjelaskan bahwa konsumsi saat ini sangat dipengaruhi oleh pendapatan yang mungkin dari rumahtangga / penduduk saat ini. Menurut Keynes, ada batas konsumsi minimal yang tidak tergantung tingkat pendapatan. Artinya, tingkat konsumsi tersebut harus dipenuhi, walaupun tingkat pendapatan sama dengan nol, itulah yang disebut dengan konsumsi otonomus.
Jika pendapatan disposibel meningkat, maka konsumsi juga akan meningkat. Hanya saja pendapatan konsumsi tersebut tidak sebesar peningkatan pendapatan yang mungkin dibandingkan dengan peningkatan konsumsinya.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI
Ada 8 (Delapan) Faktor yang akan memeberikan pengaruhi terhadap konsumsi di suatu daerah. Delapan faktor berikut disarikan dari buku, ‘Makro Ekonomi : Teori, Masalah dan Kebijakan’ karya Muana Nanga tahun 2005; ‘Teori Ekonomi Makro: suatu pengantar’ karya Prathama Rahardja dan Manurung tahun 2004.
Adapun faktor-faktor tersebut adalah :
Faktor Ekonomi
- Pendapatan Rumah Tangga
Semakin tinggi pendapatan, semakin tinggi tingkat konsumsi. Secara makro aggregat pengeluaran konsumsi masyarakat berbanding lurus dengan pendapatan nasional, semakin besar pendapatan maka semakin besar pula pengeluaran konsumsi masyarakat dan sebaliknya
- Kekayaan Rumah Tangga
Semakin tinggi pendapatan, semakin tinggi tingkat konsumsi
- Tingkat Suku Bunga
Semakin tinggi tingkat bunga, semakin rendah tingkat konsumsi. Masyarakat lebih tertarik menyimpan uang ketika suku bunga tinggi daripada digunakan untuk konsumsi
- Ekspektasi Rumah Tangga Terhadap Masa Depan
Ketika perekonomian dimasa depan diprediksi semakin baik, maka pola konsumsi meningkat. Sebaliknya, jika kondisi perekonomian diprediksi semakin lesu maka masyarakat mengurangi konsumsinya saat ini.
- Kebijakan Pemerintah Mengurangai Ketimpangan Distribusi Pendapatan
Keinginan pemerintah untuk mengurangi ketimpangan dalam distribusi pendapatan ternyata akan menyebabkan bertambahnya pengeluaran konsumsi masyarakat secara keseluruhan
- Program-progam pensiun
Individu yang memiliki program pensiun relatif besar akan meningkatkan pola konsumsi saat ini. Sebaliknya bagi mereka yang memiliki program pensiun kecil makan akan mengurangi pola konsumsi saat ini.
Faktor Non Ekonomi
- Kebiasaan / Pola Konsumsi Penduduk
- Kondisi Polkam di Suatu Wilayah
Di sisi lain konsumsi juga diartikan sebagai pembelanjaan yang dilakukan oleh rumah tangga dan jasa, konsumsi memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat, konsumsi adalah kebutuhan pokok yang harus di penuhi setiap masyarakat baik kebutuhan makanan maupun kebutuhan non makanan.
Konsumsi juga dipengaruhi dari tingkat pendapatan dan penghasilan seseorang, semakin naiknya pendapatan seseorang maka semakin naik juga tingkat konsumsinya. Diberbagai wilayah pengeluaran konsumsi sekitar 50-85% dari Produk Domestik Bruto (PDB) hingga konsumsi rumah tangga mempunyai dampak dalam menentukan fluktuasi kegiatan ekonomi dari satu waktu ke waktu lainnya disebabakan konsumsi masing- masing berbanding lurus dengan pendapatannya.
PENGERTIAN KONSUMSI
(Nababan, 2013) mengatakan bahwa, secara keseluruhan konsumsi adalah sebagai total pemakain semua jenis barang-barang dan jasa yang secara langsung akan memenuhi dan mencukupi kebutuhan manusia. Pembelian sebagai entuk konsumsi yang dilakukan oleh rumah tangga atas barang-barang dan jasa dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang melakukan pekerjaan tersebut.
Teori konsumsi Keynes didasarkan atas hukum psykologis yang mendasar tentang konsumsi. Muana menjelaskan: apabila pendapatan naik, maka konsumsi juga akan naik juga. Pengeluaran konsumsi adalah kata lain fungsi dari pendapatan disposibel.
PENGERTIAN PENDAPATAN PERKAPITA
(Tristanto, Arisman, & Fajriana, 2013). Pendapatan perkapita adalah besarnya semua pendapatan dan semua jumlah penduduk di suatu wilayah. Pendapatan per kapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu wilayah dengan jumlah penduduk wilayah pada suatu periode tertentu.
Pendapatan per kapita dapat dipakai untuk melihat tingkat kesejahteraan atau standar hidup suatu wilayah dari tahun ke tahun. Dengan melakukan proses perbandingan seperti itu, kita dapat mengamati dan menyimpulkan apakah kesejahteraan masyarakat padasuatu wilayah secara rata-rata telah mengalami pertumbuhan positif. Pendapatan perkapita yang meningkat merupakan salah satu indikator yang jelas bahwa rata-rata kesejahteraan penduduk telah mengalami peningkatan.
Pendapatan perkapita memperlihatkan pula apakah kemajuan pembangunan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah dengan semua program pembangunan yang dilakukannya telah berhasil, berapa besar keberhasilan tersebut, dan dampak apa yang timbul oleh peningkatan pendapatan tersebut.
PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP KONSUMSI
Pendapatan perkapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu wilayah. Pendapatan per kapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu wilayah dengan jumlah penduduk wilayah pada suatu periode tertentu.
Pendapatan perkapita dapat digunakan untuk membandingkan kesejahteraan atau standar hidup suatu wilayah dari tahun ke tahun dan dengan wilayah lainnya.
Pendapatan perkapita merupakan faktor yang sangat penting untuk suatu wilayah jika pendekatan perkapita naik maka konsumsi masyarakat juga mengalami peningkatan dan kesejahteraan masyarakat juga mejadi lebih baik dari tahun ke tahunnya. (bersambung)
Penulis : Yusuf Hary Setyadi, A.Md / BPS Kabupaten Kuningan
Statistisi Pelaksana / NIP. 198802122011011004
