Assalamualaikum, Semangat pagi dan selamat minum coffee or tea
Menarik sekali berita kemarin tentang penyusutan lahan produktif, 668 ha angka yang spektakuler.
Disisi lain di Hari Tani Nasional menambah keprihatinan melihat sejumlah sawah di Kuningan sawah retak-retak karena kering so pasti tidak bisa berproduksi. Pada saat pengagung tertidur lelap para petani kedinginan di malam hari berbagi tarif air sekedar untuk menjawab harapan semoga masih bisa ditanami.
Sekali-kali akan menjadi kebajikan ketika turun lapangan melihat langsung kekeringan dan mendengarkan keluhan para petani. Budaya hanya mendengar laporan dari bawahan yang terkadang ABS Asal Bapak Senang sudah bukan jamannya diterapkan.
Persoalannya bukan pada “Iya kan sekarang musim kemarau panjang, pastilah sawah kekeringan”. Dalih anak bau kencur pun tahu. Tapi karena telah didaulat menjadi pengayom rakyat maka berfikirnya “Bagaimana di musim kemarau sawah tetap basah”. Janganlah pelihara pejabat di Dinas teknis yang tidak kreatif dan inovatif.
Entah kemana pula pula pepeling dan seruling yang DOLELOE terimplementasikan, ikhtiar positif untuk menjaga keseimbangan alam yang menambah khasanah positif image untuk kota dengan lambang kuda.
Belum lama dalam gelaran ulang tahun Kuningan, mahasiswa UNIKU yang punya kepekaan sosial mengingatkan dengan teatrikal jalanan dengan tema KERING, sajian untuk tidak hanya jadi tontonan, tapi isyarat sebagai warning karena fakta-fakta di lapangan. Kering bukan hanya air, bukan hanya hujan, bukan hanya debu tapi soal kehidupan. Keringnya rasa tanggung jawab.
Yth Anggota dewan pun mumpung belum 100 hari kerja paska pelantikan sejatinya segera mengambil langkah kongkrit se kongkrit ketika depe-depe datang ke setiap gang dan perhimpunan untuk mendapatkan dukungan. It’s right time to show the amanah or back to bobo.
Hormat saya
Yudi Iskandar (rakyat)