KUNINGAN (MASS) – Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kabupaten Kuningan menggelar kajian secara online melalui aplikasi. Kajian yang mengangkat topic penyerapan alokasi angaran APBD dalam penangglangan covid-19 tersebut, disampaikan oleh narasumber yang merupakan ketua IDI cabang Kabupaten Kuningan, dr Asep Hermana, Jumat (10/4/2020).
Dalam kajian tersebut, disebutkan beberapa poin yang menjadi sorotan dalam penanggulan covid-19 di Kabupaten Kuningan. Pada umumnya, memang tidak ada negara yang siap dalam keterbatasannya baik itu dalam segi mental, segi pendanaan, ataupun dari segi penanganan kasus, pencegahan dan sebagainya.
Saat dalam keterbatasan ini ada sebuah kiasan jadi kerjakan secepat mungkin dengan akurasi terendah pun tidak menjadi masalah. Kecepatan penanganan ini sangat dibutuhkan karena virus covid-19 penyebarannya juga begitu cepat.
Hal tersebut menuntut untuk segera dibuat berbagai strategi dengan prediksi yang seakurat mungkin. Meski soal anggaran merupakan tanggung jawab pemerintah daerah, namun dalam diskusi disebutkan beberapa antisipasi yang sudah dilakukan pemerintah daerah. Seperti kebijakan penggunaan RSUD 45 sebagai rumah sakit penanganan covid-19, serta beberapa kebijakan lainnya.
Meski begitu, dalam tatalaksananya memang banyak mengalami hambatan. bukan soal anggaran tetapi dalam persediaan alat dan sarana penunjang. dr AseP mencontohkan segmen tatalaksana kebutuhan masker N 95.
“Anggarannya ada tetapi persediaan barangnya itu rumit, bukan tidak ada di pasaran tetapi pengadaannya memang harus melalui beberapa jalur yang telah ditetapkan secara resmi,” jelasnya.
Diterangkan suplyer kosong. Tapi banyak barang yang beredar di luar. Hal ini bisa jadi simpanan oknum ataupun hal lainnya yang secara regristasi tidak ada badan usaha yang ditanggung jawabkan. Akibatnya IDI rumit dalam menentukan mana yang bisa dipercaya.
“Apakah kualitasnya sesuai standar dan waktu datang barang tersebut. Jadi bukan masalah anggaran saja tetapi ketersediaan,” jelasnya.
Problem yang selanjutnya lebih ke arah kesiapan, yaitu pengadaan ruangan yang terbatas dan hanya bisa menampung sedikit pasien terpapar covid. Tenaga medis di Kuningan juga disebutnya pas-pasan.
“Semua harus menjadi bagian dari solusi dalam penangan kasus covid-19, dengan cara sederhana yang sesuai kompetensi diri sendiri. ODP kita terus melonjak seiring banyaknya pemudik,” tuturnya.
Fenomena terakhir ini sebagian orang dengan gejala yang sekarang ini tidak jujur pada saat anamnesa oleh dokter karena ketakutan menjadi status ODP, padahal bila menjawab jujur, akan segera diatasi dan akan mendapat prasarana yang sesuai. Peran ini bisa dilakukan oleh semua masyarakat
Ketua Umun PC IMM Kuningan Sandi Yunus menyebut dalam wabah saat ini, mahasiswa dalam keadaan saat ini bisa memberikan sumbangsihnya dengan mengawasi kebijakan yang diambil dalam penanganan covid-19.
“Ketika baik, kita dukung sepenuhnya. Kita kampanyekan sebesar-besarnya pada masyarakat. Ketika keliru, tugas kita mengawasinya,” ujarnya
Senada, Ketua Bidang Hikmah, Politik dan Kebijakan Publik PC IMM Kuningan Achmad Irsyad I juga menuturkan banyak orang yang mengira virus ini tidak akan berdampak bagi lingkungannya, termasuk Kabupaten Kuningan.
“Kesadaran diri sendiri dalam masyarakat masih kurang, pengetahuan tidak sebanding dengan perilaku. Maka kita sebagai mahasiswa, akan terus mengkampanyekannya,” tuturnya. (eki)