KUNINGAN (MASS) – Hari demi hari keadaan bangsa semakin memburuk pasca datangnya virus corona disease (Covid19). Ekonomi ambruk, interaksi sosial dibatasi, dan terhambatnya beberapa kebiasaan yang tidak bisa kita jalani seperti biasanya.
Banyak pekerja buruh di PHK, pekerja serabutan tidak bekerja karena kondisi seperti ini, sungguh sangat mengerikan, lebih mengerikan dari krisis 98. Banyak perantau yang terpaksa pulang kampung karena kini pekerjaannya di hentikan bahkan ditutup.
Di kuningan saja ada sekitar 15.000 perantau yang pulang kampung gara-gara pekerjaannya dihentikan bahkan di PHK, ini sangat mempengaruhi terhadap perekonomian. Kita lihat di berita, ada salah satu keluarga di serang banten yang meninggal karena kelaparan tidak makan dua hari.
Lalu pertanyaannya pemerintah ini sedang kemana? Mereka menyuruh rakyatnya tinggal dan diam di rumah saja, tapi tidak memberikan bantuan yang memadai untuk rakyatnya.
Jangan khawatir, sekarang pemerintah menggaungkan bantuan sosial bagi masyarakat terdampak atau mereka yang kehilangan pekerjaan gara-gara virus ini. Langkah yang baik untuk menjunjung tinggi kemanusiaan. Bukan hanya itu, bahkan bantuan ini sampai ke pelosok desa. Sungguh langkah yang manusiawi yang pemerintah lakukan.
Penulis yang berasal dari desa Ancaran ini, yang berada di kecamatan Kuningan Kabupaten Kuningan ingin sedikit bercerita mengenai bantuan sosial tersebut.
Saya merasa ngeri dan getir ketika pemerintah malah dituduh memakan bantuan sosial ini, karena belum sampainya bantuan kepada masyarakat. Siapa yang salah? Masyarakat kah? Atau pemerintah desa? Yang pasti kedua dua nya salah karena kebenaran mutlak hanya milik tuhan. Kenapa saya mengatakan salah?
Pertama,masyarakat membuat asumsi bahwa bantuan belum sampai menandakan bantuan tersebut di hegemoni oleh pemerintah desa. Dan menurut saya ini hal yang wajar di ajukan kepada pemerintahan, karena bagaimanapun pemerintah desa ini publik figur, yang senantiasa di lihat kinerjanya, kebijakannya bahkan gaya bicaranya.
Kedua, sudah tahu masyarakat ini sudah kehilangan trust terhadap pemerintah akan tetapi, pemerintah tidak memberikan informasi yang tepat dan transfaran mengenai bantuan ini. Padahal sekarang dunia pada fase digitalisasi dan globalisasi.
Dimana dunia tidak terbatas ruang dan waktu, pemerintah bisa memberikan informasi lewat media, baik itu media sosial maupun selebaran kertas yang di tempel, agar masyarakat mempunyai trust terhadap pemerintah, karena bagaimanapun masyarakat adalah orang yang tidak tahu dan pemerintah adalah wakil dari masyarakat, bukan malah beradu sarkas di media sosial, saya khawatir setiap otoritas yang di keluarkan pemerintah tidak di gubris baik oleh bawahannya maupun oleh masyarakat.
Ketiga, masyarakat boleh mengkritik kinerja pemerintah desa, dan tidak boleh menghina pribadi, masyarakat harus punya batasan, dan pemerintah harus senantiasa memberikan informasi dan data yang tepat.
Mungkin hanya sekian, tetap tegar lawan virus dan tetap dirumah saja dan semoga semuanya dalam lindungan Allah SWT. Mohon maaf apabila ada kata-kata yang keliru yang penulis sampaikan, karena bagaimanapun penulis hanyalah menyampaikan aspirasi dan bercerita tentang hiruk pikuk bantuan ini. Khususnya di Desa saya sendiri.***
Penulis adalah: Alif Fathul Aziz