KUNINGAN (MASS)- Setelah pekan lalu mengenal sejarah desa Lebakwangi, kali ini Kuninganmass.com kembali ingin mengajak netizenmass untuk mengenal sejarah salah satu desa yang ada di Kecamatan Maleber, yaitu Desa kutaraja.
Desa dengan jumlah penduduk 3.015 ini memiliki 5 dusun, yang terdiri dari
dusun wage ada 2 blok (joglo dan cantilan), Dusun kaliwon 2 blok (kaliwon dan betok), Dusun puhun, Pahing dan manis.
Kuninganmass.com sendiri, mendapat sejarah singkat ini dari wawancara bersama Sekdes Kutaraja, Zaenal Mustafa beberapa waktu lalu.
Riwayat kemunculan Desa Kutaraja, diterangkannya dimulai pada zaman Mataram/Hindu, dimana pada masa itu Kutaraja ada dalam wilayah kekuasaan kerajaan Mataram yang terletak di tapal batas kerajaan Mataram dan kerajaan Galuh Pakuan.
Zaenal Mustofa pada kuninganmass.com memperlihatkan baliho yang ditempel di dinding ruangannya, yang berisi riwayat singkat Desa Kutaraja.
“Diperkirakan pada abad ke-18 sudah ada pemukiman penduduk yang mana diberi nama Kutamandarakan,” sebutnya menerangkan.
Di Kutamandarakan, dikatakan ada seorang tokoh yang berpengaruh pada itu bernama Raksajaya dan wafat, lalu dimakamkan di pemakaman bulak Amir dan makamnya sampai sekarang masih ada.
Pada kurun waktu yang bersamaan, ke Kutamandarakan telah datang dua orang tamu yaitu pangeran Sempana dari kerajaan Mataram, dan Balater dari Kesultanan Cirebon.
Diterangkan, Pangeran Sempana selain membawa misi kerajaan ia juga ikut menyebarluaskan ajaran agama Islam dengan Balater di Kutamandarakan.
Kemudian keduanya pun bermukim di Kutamandarakan sampai akhir hayatnya. Pangeran Sempana dimakamkan disebelah selatan Kutamandarakan yang sekarang menjadi Kutamandarakan.
“Lalu Balater setelah wafat dimakamkan di sebelah utara Kutamandarakan yang sekarang disebut makam Mbah Buyut Balater,” jelasnya.
Adapun Kutamandarakan, diganti menjadi Kutaraja, nama Kutaraja diambil dari kata “Nya Kuta” yang artinya berbakti, patuh kepada titah raja.
Karena masyarakat Kutaraja senantiasa patuh dan mentaati setiap peraturan dan kebijakan yang ditetapkan oleh kerajaan.
“Kutaraja berdiri resmi menjadi desa Kutaraja sebagai pemerintahan diperkirakan pada tahun 1847, dengan Kuwu pertama yaitu Kuwu Sawiyem.Dan beliau wafat dimakamkan di pemakaman Astana gede,” terangnya.
Hingga kini, Kutaraja sendidi sudah memiliki 16 kuwu yang melanjutkan estafet kepemimpinan sejak tahun 1847.
Kutaraja sendiri, kini banyak merantau keluar kota. Meski begitu, Sekdes menyebut desanya pun cukup banyak konsen di pertanian terutama padi. (Eki/NR)
- Kuwu Sawiyem, tahun jabatan 1847-1881
- Kuwu Tajiun, tahun jabatan 1881-1882
- Kuwu Musa, tahun jabatan 1882-1886
- Kuwu Artam, tahun jabatan 1886-1893
- Kuwu Wangsa Wijaya, tahun jabatan 1893-1915
- Kuwu Saca Wilastra, tahun jabatan 1915-1939
- Kuwu Prajadisastra, tahun jabatan 1939-1961
- Kuwu Ombang, tahun jabatan 1961-1962
- Kuwu Moh. Bahrum, tahun jabatan 1962-1972
- Kuwu D. Soeharja, tahun jabatan 1972-1977
- Kuwu Moh. Bahrum 1977-1988
- Kuwu Usman, tahun jabatan 1988-1998
- Kuwu Drs. Romli, tahun jabatan 1998-2006
- Kuwu U. Suhendar, tahun jabatan 2007-2013
- Kuwu U. Suhendar, tahun jabatan 2013-2019
- Kuwu U. Suhendar, tahun jabatan 2019-2025