KUNINGAN (Mass) – Insiden penyiraman air keras kepada komisioner KPK, Novel Baswedan, menuai simpatik berbagai elemen masyarakat di Indonesia. Tak terkecuali masyarakat Kuningan, mereka mengutuk keras pelaku berikut dalang penyiraman tersebut.
Ba’da solat magrib, Selasa (11/4/2017), puluhan jurnalis dari berbagai media berkumpul di Jalan Siliwangi, kawasan Taman Kota. Terlihat pula berbagai elemen pemuda, seperti KNPI,Gema Mathlaul Anwar, IMK, PP Sapma, Pemuda Pancasila, KOHATI, Pemuda Muhammadiyah, GP Ansor, dan elemen lain.
Di tengah redupnya suasana malam, mereka menyalakan lilin. Seraya membentangkan poster bertuliskan kecaman terhadap pelaku penyiraman air keras, mereka meneriakkan yel-yel anti koruptor.
Aksi damai tersebut dikemas apik meski sederhana. Salah seorang pengurus KNPI, Yusuf Crot membacakan puisi bertema supremasi hukum. Dilanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin salah seorang pengurus GP Ansor, Asep Asfa.
“Novel Baswedan bukan pedagang, jadi tragedi yang menimpanya bukan berkaitan dengan perdagangan. Novel juga bukan petani. Jadi apa yang menimpanya berkaitan dengan penegakkan hukum yang tengah dilakukannya. Mari kita berdoa untuk kesembuhan beliau dan keselamatan negeri,” ajak Asep Asfa.
Selang beberapa menit kemudian, massa membubarkan diri. Tampak sejumlah anggota kepolisian memantau aksi damai tersebut. Terlihat pula Kabag Humas Setda, Wahyu Hidayah bersama kasubagnya, Deni Komara.
Tidak sedikit dari penikmat Tamkot yang menjadikan aksi damai itu sebagai tontonan. Mereka ikut mengapresiasi semangat para jurnalis dan pemuda Kuningan yang mendukung pengusutan terhadap insiden penyiraman air keras kepada Novel Baswedan.
“Aksi ini sebagai bentuk kepedulian kami terhadap insiden yang menimpa komisioner KPK Novel Baswedan. Kami meminta agar aparat kepolisian bisa mengusutnya hingga pelaku beserta dalangnya diringkus,” tegas Korlap Aksi, Abdul Jalil Hermawan.
Ia juga meminta agar KPK jangan takut. Sebab rakyat bersama KPK. Menurut Jalil, aksi penyiraman air keras tersebut bukan hanya sekadar tindakan kriminal biasa. Tapi justru upaya melawan Negara. (deden)