KUNINGAN (MASS) – Sewaktu wakil rakyat melaksanakan kegiatan reses, banyak aspirasi yang dilontarkan oleh masyarakat. Salah satunya menyangkut keberadaan Bank Emok atau bank keliling. Mereka meminta agar pemerintah mampu memberikan perlindungan.
Keluhan ini muncul tatkala anggota DPRD Kuningan dari Fraksi Gerindra, Sri Laelasari bertemu masyarakat Kecamatan Sindangagung. Ketatnya sistem bank emok, membuat warga jadi sakit, bukan hanya karena wabah corona saja.
“Selain bunganya besar, Bank Emok itu tak ada jeda waktu. Telat sehari saja dikejar. Ini yang membuat masyarakat jadi sakit. Padahal sekarang, semuanya lagi down. Untuk kebutuhan makan sehari-hari saja, banyak warga yang susah,” kata Sri Laelasari usai berdialog dengan puluhan warga, Sabtu (4/7/2020).
Atas aspirasi tersebut, politisi perempuan yang berangkat dari dapil 1 ini meminta agar pemerintah daerah mampu melahirkan solusi. Bagaimana pun caranya, masyarakat harus diberi perlindungan.
“Memang hutang itu kewajiban yang harus dibayar. Tapi kami mengimbau agar bank emok pun memberikan keringanan waktu. Dan kepada eksekutif kami meminta agar ada solusi,” tegasnya.
Saat membaca berita online, imbuh Sri, ada gerakan dari masyarakat Kuningan selatan yang membuka posko untuk menolak bank emok. Menurut dia, langkah tersebut patut ditiru agar masyarakat terlindungi.
Disamping keluhan bank emok, ia juga menampung aspirasi berbagai persoalan lain yang dialami warga. Mulai dari keberadaan sampah di desa yang perlu penanganan sambil memberdayakan masyarakat yang menganggur.
“Ya semacam daur ulang sampah, jadi kan masyarakat yang semasa pandemi kehilangan pekerjaan, bisa terberdayakan. Ini harus jadi perhatian dinas lingkungan hidup,” pintanya.
Selain drainase, terdapat masalah lain yang dikeluhkan warga yaitu kondisi jalan rusak. Sri menyayangkan saat ini banyak jalan-jalan di desa dan kota yang rusak berat. Padahal mulusnya jalan sangat menunjang roda perekonomian masyarakat.
“Meskipun sekarang banyak anggaran yang direfocusing, setidaknya titik-titik vital mah diperbaiki. Ditambal. Kan ada anggaran pemeliharaan,” tandas anggota komisi 3 DPRD tersebut.
Reses Sri Laelasari ini dilaksanakan di Desa Kertaungaran Kecamatan Sindangagung. Lebih dari 50 orang berkumpul, dari Desa Sindangsari, Taraju dan Kertaungaran sendiri. Minggu (5/7/2020) ini, ia melanjutkan reses ke Desa Kedungarum Kecamatan Kuningan. (deden)